Bangunan Sekolah Sumbangan Masyarakat Melalui PKPU Telah Difungsikan
Selain dua unit sekolah sumbangan WNI melalui Lembaga Kemanusiaan PKPU, masih ada 6 unit sekolah yang dibangun oleh pemerintah dan masyarakat
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Kabar positif datang dari kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia ke Myanmar yang berdampak pada penguatan misi bantuan kemanusiaan Indonesia untuk pengungsi Rohingya.
Setelah melalui rangkaian pembicaraan yang berlangsung dengan penasehat Negara Aung San Su Kyi pada Selasa (6/12) lalu di Nay Pyi Taw, sehari setelahnya Ibu Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi didampingi Duta Besar RI untuk Myanmar Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi masih melakukan pertemuan dengan beberapa pihak diantaranya utusan PBB untuk Rakhine State Myanmar Kofi Annan juga lembaga kemanusiaan termasuk PKPU.
Dalam pertemuan singkat ini, Lembaga Kemanusiaan PKPU secara lisan menyampaikan laporan penyaluran bantuan untuk pengungsi Rohingya selama 5 tahun terakhir sejak 2012.
Secara khusus juga laporan ini mencakup bantuan yang disalurkan paska konflik di Maungdaw Myanmar bagian Utara.
Tim PKPU, Muhammad Kaimuddin di Yangon yang melaporkan hasil tatap muka secara langsung menyampaikan perkembangan 2 unit sekolah yang dibangun oleh PKPU atas bantuan donor telah rampung dan menunggu penyelesaian peralatan.
"Meskipun demikian sekolah ini sudah digunakan karena kebutuhan yang mendesak untuk menampung 283 siswa di tingkat sekolah dasar," kata Kaimuddin melalui emai, Selasa (13/12/2016).
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyatakan kesediaannya meresmikan 2 unit sekolah yang ada di ibukota Rakhine State ini.
"Saat ini sudah ada 6 unit sekolah yang dibangun oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Sebelumnya pemerintah Indonesia telah membangun 2 unit di Mrauk U, 2 unit lagi di Maungdaw-Buthidaung dan terakhir sekolah yang dibangun oleh masyarakat melalui PKPU 2 unit di Sittwe," katanya.
Sebagaimana diketahui PKPU menjalankan program love Rohingya sejak 2012 meliputi pembangunan hunian atau shelter, makanan, daging, pembuatan sumur, MCK, pakaian, klinik sampai pendidikan.
Ketika terjadi konflik di Maungdaw oktober lalu bantuan-bantuan ini tetap berjalan. Terakhir pekan lalu 3,5 ton beras, makanan bayi dan anak-anak serta 350 potong pakaian didistribusikan di dalam pengungsian di Sittwe.