Dua Pembajak Pesawat Afriqiyah Airways Diancam Penjara Seumur Hidup
Dua warga Libya telah didakwa di pengadilan Malta atas tuduhan pembajakan maskapai penerbangan Libya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, VALLETTA - Dua warga Libya telah didakwa di pengadilan Malta atas tuduhan pembajakan maskapai penerbangan Libya.
Terdakwa Moussa Saha dan Ahmed Ali masing-masing memasuki permintaan dari Innosensius dan mengenakan rompi antipeluru dalam penampilan mereka pada Minggu (25/12/2016).
Mereka menghadapi tuntutan hukum penjara seumur hidup.
Pembajakan dan penyanderaan Jumat pekan lalu di Valletta airport berakhir dengan damai setelah dilakukan negosiasi.
Baca: Dua Pembajak Pesawat Afriqiyah Airways Menyerah, Diduga Pendukung Moamer Khadaffy
Para penumpang di dalam pesawat Afriqiyah Airways dibajak dan dipulangkan ke Libya dalam pesawat berbeda pada Sabtu (24/12/2016).
Diberitakan dua pria yang membajak pesawat Airbus A320 milik maskapai penerbangan Afriqiyah Airways yang membawa 118 penumpang dan awak akhirnya menyerah.
Sebelumnya, kedua pria yang membawa senjata palsu tetapi mengaku memiliki granat itu mengalihkan rute pesawat menuju ke Malta dan mendarat di negeri pulau itu.
Saat dibajak, pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari kota Sabha di wilayah selatan Libya menuju ke Tripoli.
Setelah drama selama empat jam, kedua pembajak yang akhirnya diketahui membawa senjata palsu itu akhirnya membebaskan seluruh penumpang dan awak pesawat lalu menyerahkan diri.
"Dari penyelidikan awal kasus ini menunjukkan mereka menggunakan senjata replika," demikian pernyataan pemerintah Malta.
"Operasi tetap digelar untuk memastikan pesawat bebas dari bahan peledak atau senjata berbahaya lainnya," tambah pemerintah Malta.
PM Malta Joseph Muscat mengatakan, kedua pembajak yang kemungkinan besar adalah warga Malta kini sudah ditahan.
Sementara itu, Menlu Libya Taher Siala mengatakan, kedua orang itu adalah pendukung mendiang diktator Moamer Khadaffy yang setelah kematiannya membuat Libya terjerumus dalam kekacauan.
Siala mengatakan, kedua orang itu adalah bagian dari kelompok yang ingin membentuk partai politik pro-Khadaffy dan berniat meminta suaka politik di Malta.
Namun, PM Muscat menegaskan, sejauh ini kedua pembajak itu belum mengeluarkan pernyataan terkait permintaan suaka politik.
Pesawat Afriqiyah Airways itu mendarat di bandara internasional Malta pada Jumat (23/12/2016) siang pukul 11.34 waktu setempat. (AP/AFP/BBC/SkyNews/TIME).