Keanehan Gadget Canggih Ini Tidak Ada di Negara Lain di Dunia Kecuali Korea Utara
Keberadaan tablet tersebut diungkapkan oleh tim peneliti yang ikut serta di Chaos Communication Congress di Hamburg, Jerman, awal pekan ini.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Penampilannya tak berbeda dari kebanyakan tablet lain, dengan layar besar berukuran 10 inci yang mendominasi bagian muka dan antarmuka grafis.
Tapi fitur-fiturnya sungguh jauh berbeda dari perangkat sejenis.
Itulah "Woolim", tablet yang beredar di Negeri Komunis Korea Utara.
Keberadaan tablet tersebut diungkapkan oleh tim peneliti yang ikut serta di Chaos Communication Congress di Hamburg, Jerman, awal pekan ini.
Woolim sebenarnya dibikin oleh pabrikan asal China.
Namun, pemerintah Korut memodifikasinya sedemikian rupa sehingga praktis tidak bisa dipakai untuk melakukan apapun kecuali mengonsumsi media atau membuka file yang sudah "lulus sensor".
Pengguna tak bisa memasukkan file lalu membukanya dari tablet berbasis Android ini.
"Hal tersebut berlaku untuk semua jenis file. Bahkan file HTML dan teks," ujar anggota tim peneliti, Florian Grunow, seperti dirangkum KompasTekno dari Motherboard, Senin (2/1/2017).
Dia menjelaskan, tiap kali pengguna membuka file, tablet akan memeriksa tanda kriptografis dari file yang bersangkutan.
Hanya ada dua jenis file yang bisa dibuka, yakni file yang dibuat sendiri oleh tablet (misalnya foto) dan file yang sudah mendapat tanda persetujuan dari pemerintah melalui cryptographic signature tadi.
Bukan cuma "terkunci", Woolim juga melacak segala hal yang dilakukan pengguna.
Tiap kali sebuah aplikasi dibuka, tablet akan mengambil screenshot secara otomatis. Screenshot itu tidak bisa dihapus.
Sementara, sejumlah fitur hardware seperti Wi-Fi dan Bluetooth sengaja dimatikan supaya tidak bisa dipakai.
Woolim sekaligus menjadi sarana propaganda buat pemerintah Korut.
Penggunanya dijejali aneka pesan pemerintah, baik lewat bahan-bahan bacaan yang tertanam di dalamnya, ataupun tayangan TV dan internet pemerintah Korut yang bisa diakses lewat tablet.
Korut sendiri diketahui mengedarkan beberapa model tablet di dalam negeri.
Woolim merupakan contoh terbaru yang diestimasi mulai beredar pada 2015.
Harganya diperkirakan cukup mahal, di atas banderol 160-200 Euro (Rp 2,3 juta-Rp 2,9 juta) yang dipatok pabrikan pembuatnya di China.
"Target audience tablet ini adalah golongan orang berduit, bukan mereka yang berasal dari kelas pekerja," kata Grunow. (Kompas.com/Oik Yusuf)