Dituduh Menyadap oleh Trump, Obama Murka
Mantan presiden AS Barack Obama dikabarkan sangat marah karena dituduh memerintahkan penyadapan Trump Tower
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Mantan presiden AS Barack Obama dikabarkan sangat marah karena dituduh memerintahkan penyadapan Trump Tower menjelang pemilihan presiden tahun lalu.
Presiden ke-44 AS itu dikabarkan murka setelah sang penerus menuduhnya tanpa memberi bukti apapun terkait dugaan penyadapan tersebut.
Seorang pembantu dekat Obama kepada harian The Wall Street Journal mengatakan, tuduhan Trump itu sudah kelewat batas karena mempertanyakan integritas Obama dan kantor kepresidenan.
Pernyataan itu menyusul serangkaian kicauan Donald Trump sepanjang akhir pekan lalu yang isinya terus melontarkan tuduhan kepada Obama.
"Menyedihkan! Baru saja mengetahui bahwa Obama memerintahkan penyadapan Trump Tower sebelum kemenangan saya," kata Trump lewat akun Twitter-nya.
"Legalkah seorang presiden menyadap sebuah pemilihan presiden sebelum pemungutan suara? Sebuah kenistaan baru!" tambah Trump.
Semua pernyataan Trump tersebut langsung dibantah juru bicara Obama, Kevin Lewis yang menyebut dugaan itu salah alamat.
"Salah satu aturan utama pemerintahan Obama adalah pejabat Gedung Putih tidak akan mencampuri investigasi independen yang dilakukan Departemen Kehakiman," ujar Lewis.
"Sebagai praktik dari kebijakan itu, baik Presiden Obama atau pejabat Gedung Putih lain pernah memerintahkan penyadapan terhadap warga AS. Semua pernyataan sebaliknya dipastikan salah," tambah Lewis.(Ervan Hardoko)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.