TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Dua orang tewas dalam aksi protes permakzulan Presiden Korea Selatan Park Geun Hye, Jumat (10/3/2017).

Mahkamah Konstitusional Korea Selatan akhirnya memutuskan Park Geun Hye dipecat dari jabatannya sebagai presiden akibat skandal korupsi yang menjeratnya.

Kerusuhan terjadi vonis dijatuhkan, saat ratusan pendukung Park Geun Hye berupaya menembus barikade polisi di luar gedung pengadilan.

Menurut laporan kepolisian setempat, dua orang tewas dalam insiden tersebut, yang di antaranya adalah seorang lansia yang mengalami cedera pada bagian kepalanya.

Dikatakan pria lansia yang merupakan satu dari pendukung Park Geun Hye tersebut jatuh dari bus polisi.

Kerusuhan dipicu pendukung Park Geun Hye yang mengamuk dalam merespons pemecatan sang presiden yang dinilai sebagai hal yang bersejarah.

Aksi kekerasan terjadi di tengah kerusuhan, di mana polisi dipukuli oleh pengunjuk rasa menggunakan tiang bendera.

Bahkan, terjadi aksi pembajakan bus polisi oleh pengunjuk rasa, yang digunakan untuk memblokade pengadilan tempat sidang permakzulan dilaksanakan.

Sampai detik dirinya dimakzulkan, Park Geun Hye terus menyangkal adanya keterkaitan dirinya dengan skandal korupsi yang menjeratnya itu.

"Permakzulan dilakukan demi melindungi konstitusi. Dengan demikian kami memecat Presiden Park Geun Hye dari jabatannya," demikian pernyataan Plt Kepala Hakim Pengadilan Lee Jung Mi.

Skandal korupsi tersebut sebelumnya telah menjebloskan Wakil Direktur Samsung Electronics Lee Jae Yong ke penjara.

Turut terlibat dalam skandal itu pula sahabat dekat Park Geun Hye, Choi Soon-sil, yang dituduh bekerjasama dengan Park Geun-hye untuk menekan perusahaan-perusahaan besar seperti Samsung untuk mendukung pengumpulan dana gelap. (Aljazeera/Reuters)