Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

CEO Client Partners Jepang: Orang Indonesia Hatinya Terbuka

Jumlah penduduk Jepang kini semakin berkurang. Orangtua juga membutuhkan perawatan khusus.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in CEO Client Partners Jepang: Orang Indonesia Hatinya Terbuka
Koresponden Tribunnews/Richard Susilo
Maki Abe (berdiri), CEO Client Partners Japan dan stafnya yang siap membantu memecahkan masalah hati setiap warga Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah penduduk Jepang kini semakin berkurang. Orangtua juga membutuhkan perawatan khusus.

Namun lebih dari itu, hati orang Jepang ternyata harus ditata lebih baik agar tidak kesepian dan lebih terbuka.

"Saya suka dengan orang Indonesia yang memiliki keterbukaan hati dan keakraban dengan baik terhadap sesamanya. Sementara orang Jepang mungkin hatinya banyak yang tertutup sehingga membutuhkan teman bicara untuk mencurahkan hatinya," kata Maki Abe, CEO Client Partners khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (16/3/2017).

Wanita kelahiran 1 Juli 1975 dari keluarga berada di Perfektur Iwate ini sempat keliling dunia, baik Amerika, Singapura, Malaysia, Inggris, Thailand, China sehingga visinya luas dalam melihat banyak orang, dapat membandingkan dengan orang Jepang.

"Mimpi besar kami untuk membantu sebanyak mungkin orang yang sepi hatinya, yang memang perlu dibantu, yang beku hatinya," kata dia.

Empati dan simpati menjadi modal kuat perusahaan dan stafnya yang kini berjumlah skeitar 200 orang pada 16 kantor cabangnya di Jepang, menghadapi banyak orang yang perlu disolusikan hatinya.

Berita Rekomendasi

Menderita kesepian dan kebosanan menjadi kepedulian yang tinggi darinya.

Baca: Diah Anggraeni: Pak Irman Bilang Kalau Uang Rp 4,5 Miliar Dikembalikan Sama Saja Bunuh Diri

"Di Jepang memang menghormati dengan harmoni. Negara Jepang bukan negara individual sehingga saling membantu menjadi kunci utama keharmonisan. Oleh karena itu kami percaya bahwa kesepian secara bertahap akan sembuh ketika pelanggan kami dihubungkan dengan empati dan pemahaman serta simpati dari kami," ujar dia.

Pembuatan usaha jasanya tersebut dengan filosofi bahwa kita bisa membantu dan saling mendukung. Maka dengan membantu kita akan semakin kuat dari satu titik ke titik lain.

Setelah bekerja di perusahaan asing di Jepang tahun 2000, mantan mahasiswa Aoyama Gakuin tersebut mulai mendirikan usahanya di Jingumae Tokyo tahun 2009.

Semakin besar usahanya sehingga pindah lagi ke Shibuya dan kini di Nishi Shinjuku.

"Yang paling penting adalah bahwa bantuan kita berguna bagi orang lain dengan melakukan secara serius. Kita perlu melatih dengan semakin baik agar bantuan itu berguna bagi yang kita bantu," kata dia.

Sementara yang diketahuinya mengenai Indonesia dari informasi yang dibacanya, Abe merasa orang Indonesia sangat terbuka sehingga rasa kesepian sangat kurang ketimbang warga Jepang.

"Namun bila ada permasalahan hati yang besar dan kesempatan bisnis ada di Indonesia, bukan tidak mungkin bisnis ini akan menjalar ke Indonesia," kata Abe.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas