Dari mana Asal Mula Kata Shabu-shabu Makanan Jepang? Ini Penjelasannya
Goyangan di air tersebut bagi orang terkesan terdengar seolah dengan kata shabu-shabu.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bos restoran Suehiro Jepang (almarhum) Chuichi Miyake, di tahun ke dua usahanya terus mengembangkan perhatian kepada makanan baru dengan daging digoyang-goyang saat direbus di air panas yang kini kita kenal dengan nama Shabu-shabu.
Bagaimana sejarahnya?
Ternyata tahun 1952 CEO Suehiro itu melihat di dapurnya bagian pencucian, pembersihan oshibori (handuk tangan hangat pembersih tangan sebelum makan), wanita mencucinya dengan mengayun-ayun, menggoyang di air panas.
Goyangan di air tersebut bagi orang terkesan terdengar seolah dengan kata shabu-shabu.
Dari sanalah Miyake mendapatkan ide dan nama baru, Shabu-shabu yang kemudian tahun 1955 nama tersebut dipatentkan oleh restoran Suehiro tersebut dengan nama makanan Shabu-shabu.
Artinya makanan Shabu-shabu saat ini sudah ada sejak 60 tahun lebih di Jepang dan ternyata telah mendunia saat ini di mana pun termasuk di Indonesia bertebaran retoran Shabu-shabu.
Di Jepang restoran meskipun menyajikan makanan shabu-shabu tak berani menggunakan nama resmi Shabu-shabu XXX di depan nama (XXX) restorannya, karena nama Shabu-shabu telah dipatentkan Suehiro miliknya.
Kecuali membayar royalty atas penggunaan nama Shabu-shabu tersebut.
Potongan daging tipis dimakan dengan digoyang-goyang itulah yang disebut Shabu-shabu .
Kini bukan saja daging sapi dengan nama shabu-shabu, makanan lain dengan cara makan seperti itu pun banyak menggunakan nama shabu-shabu.
Misalnya shabu-shabu babi karena menggunakan daging babi, atau menggunakan daging kamping, dan sebagainyanya.
Tentu untuk melengkapi makanan Shabu-shabu direbus pulalah sayur dan menggunakan bumbu atau saus, jadilah satu makanan shabu-shabu yang lezat dengan menyantapnya menggoyang-goyang dulu daging, atau makanan utamanya tersebut.