TRIBUNNEWS.COM - Produsen perawatan kulit dari Jerman Nivea, meminta maaf dan menghapus iklannya yang dianggap diskriminatif terhadap perempuan kulit berwarna.

Iklan produk deodoran Invisible ini menggunakan slogan 'putih adalah kemurnian,' dengan sosok seorang perempuan.

Iklan yang dipasang dalam laman Facebook tersebut, secara geografis ditujukan untuk para pengguna di kawasan Timur Tengah.

Pihak perusahaan kosmetik Nivea mengaku bahwa iklan tersebut 'menyesatkan.'

Banyak netizen di media sosial menuding bahwa iklan itu rasis, tetapi di sisi lain juga banyak dibagikan secara luas di antara para pengguna Twitter berhaluan kanan.

Iklan di laman Facebook Nivea (yang kemnudian dihapus) mengunggah foto dengan tulisan: "Tetaplah bersih, tetaplah cerah. Jangan biarkan apa pun merusaknya."

Unggahan tersebut ditujukan untuk para penggunanya di Timur Tengah, meskipun terdapat 19 juta orang di seluruh dunia yang menjadi pengikut laman Facebook Nivea.

Banyak kalangan di media sosial mengeluhkan konotasi rasis dalam unggahan tersebut.

Tapi iklan itu juga dimanfaatkan oleh akun-akun media sosial kalangan ultra kanan yang membanjiri akun Nivea dengan berbagai komentar, antara lain dengan tokoh Hitler dan Pepe si katak, yang tahun lalu dicap sebagai simbol kebencian.

Salah satu akun kelompok ultra kanan AltRight berkomentar: "#Nivea: produk pelembab resmi/anti-bau badan milik #AltRight."

Juru bicara perusahaan Nivea di Beiersdorf, Jerman, mengatakan: "Muncul keprihatinan terkait diskriminasi etnik karena iklan NIVEA Deodorant Invisible for Black & White di laman Facebook kami untuk NIVEA Timur Tengah.

"Kami meminta maaf kepada orang-orang yang mungkin telah tersinggung dengan tulisan ini. Setelah menyadari bahwa unggahan itu menyesatkan, kami memutuskannya untuk langsung ditarik.

"Keberagaman serta kesetaraan adalah nilai-nilai penting NIVEA: Merek ini mewakili keberagaman, toleransi, dan kesetaraan.