Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Kedai Teh Ini Berikan Ruang Khusus Bagi Perempuan Pakistan

Di Pakistan, laki-laki mendominasi kehidupan bermasyarakat. Hanya ada sejumlah kecil kegiatan dimana para perempuan bisa keluar.

zoom-in Kedai Teh Ini Berikan Ruang Khusus Bagi Perempuan Pakistan
Naeem Sahoutara/KBR
Kedai teh khusus perempuan di Karachi Pakistan. 

TRIBUNNEWS.COM - Di Pakistan, laki-laki mendominasi kehidupan bermasyarakat. Hanya ada sejumlah kecil kegiatan dimana para perempuan bisa keluar dan menjadi diri mereka sendiri.

Tapi ada satu tempat di Karachi yang bisa memberi perempuan kesempatan untuk menikmati segelas teh yang telah lama mereka dambakan.

Berikut kisah lengkapnya seperti yang dilansir dari Program Asia Calling produksi Kantor Berita Radio (KBR).

Terdapat sebuah terminal truk terbesar di Pakistan yang terletak di Karachi Barat. Bersantai di antara jadwal mengemudi, para supir menyeruput teh panas di tempat yang disebut dhaba atau kedai teh kecil di pinggir jalan.

Ada ratusan ribu kedai teh di Pakistan tapi mereka hanya melayani laki-laki. Ada satu  kedai teh khusus perempuan yang baru saja dibuka. Tapi tidak ada dari para pria itu yang tahu.

Kedai itu terletak di sebuah jalan sempit di pinggiran kota Karachi. Setelah menaiki tangga pada bangunan berlantai dua itu, terdapat sebuah spanduk menyambut saya ‘Selamat Datang di Kedai Teh Khusus Perempuan”.

Di atap, sebuah pesta sedang berlangsung. Momal Khaskheli hari ini berulang tahun yang ke-21. Sekelompok temannya bergabung untuk merayakan hari bahagia ini.

Berita Rekomendasi

Menurut Momal ini kali pertama dalam hidupnya merayakan ulang tahun dengan teman-teman di luar rumah. Dia mengatakan yang ada di kedai ini hanya para gadis dan itu membuatnya nyaman.

“Tidak ada lak-laki yang memperhatikan atau menggoda kami seperti kalau di tempat umum,” ujarnya.

Kedai teh khusus perempuan

Makin banyak temannya yang datang dan mereka memakai burka hitam. Tapi begitu berada di dalam, mereka menikmati pesta dengan mengenakan pakaian yang disulam secara tradisional.

Kue ulang tahun disajikan. Beberapa tamu minum teh dan bermain ludo sementara yang lainnya sibuk berswafoto dengan telepon pintar mereka. Husan Pari, 26 tahun, gembira punya kesempatan bisa keluar bersama teman-temannya.

Dia bercerita sewaktu kecil ayahnya sering mengajaknya ke taman. “Tapi ketika sudah besar, saya tidak boleh lagi pergi ke tempat-tempat seperti itu,” keluhnya. Dia mengaku iri pada kakak lelakinya yang bebas pergi kemana saja.

Dalam masyarakat Pakistan yang konservatif dan sangat religius, sangat sulit bagi beberapa perempuan untuk sebebas yang mereka inginkan.

Begitu perempuan menikah, mereka akan tinggal bersama keluarga suaminya. Tapi ini tidak selalu situasi yang menyenangkan. Dalam banyak kasus, istrilah yang biasanya menanggung beban konflik keluarga.

Aktivis perempuan Sabiha Shah adalah orang yang berada di balik kedai teh khusus perempuan ini. Dia mengatakan perempuan membutuhkan ruang untuk mereka sendiri.

“Tidak ada tempat dimana perempuan bisa bersantai atau melepaskan stres yang mungkin mereka hadapi di rumah,” jelas Sahiba. Tempat itu kata dia sengaja dinamai dan dirancang semirip mungkin dengan kedai teh.

Kedai teh khusus perempuan

Sabiha tahu langkah ini akan menghadapi rintangan. Dia mulai bekerja di tahun 1988 dengan mendirikan toko seragam meski ditentang saudara lelakinya.

Sekarang Sabiha adalah direktur Yayayan Pengembangan Perempuan Pakistan atau WDPP, LSM yang mendirikan kedai teh khusus perempuan ini.

Dia mengatakan tempat itu lebih dari sekedar kedai teh. Di sini mereka membuat perpustakaan kecil dan warung internet, kata Sahiba.

“Kami memberi perempuan kesempatan untuk mengisi hidup mereka. Karena ini akan meningkatkan energi mereka hingga bisa melakukan yang terbaik,” tambahnya.

Sukses dengan bisnis sendiri mendorong dia untuk memberdayakan perempuan lewat kewirausahaan kecil. Sekarang dia telah melatih lebih dari 30 ribu perempuan termasuk ketiga adik perempuannya untuk mendirikan usaha sendiri.

Dan bisnis terbarunya, kedai teh khusus perempuan, berhasil menangkap imajinasi perempuan di penjuru Pakistan.

Dia menuturkan sejak media meliput kedai teh khusus perempuan ini, dia menerima sejumlah permintaan mulai dari perempuan miskin hingga kaya, untuk membuka kedai teh serupa di kota mereka.

Sabiha berharap bisa mendapatkan dukungan untuk mendirikan kedai teh serupa di seluruh negeri.

Penulis: Naeem Sahoutara/Sumber: Kantor Berita Radio (KBR)

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas