Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Militer Filipina Serbu Kamp Simpatisan ISIS di Mindanao, 3 WNI Tewas

Militer Filipina menewaskan puluhan simpatisan kelompok teroris ISIS tewas, dalam serangan besar-besaran di Pulau Mindanao.

Editor: Sanusi
zoom-in Militer Filipina Serbu Kamp Simpatisan ISIS di Mindanao, 3 WNI Tewas
(EPA VIA DEUTSCHE WELLE)
Pasukan Filipina mengintai markas kelompok militan Maute di pulau Mindanao, Filipina 

TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Militer Filipina menewaskan puluhan simpatisan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah ( ISIS) tewas, dalam serangan besar-besaran di Pulau Mindanao.

Di antara para korban, terdapat tiga warga Negara Indonesia, dan seorang warga Malaysia.

"Kami menewaskan 37 militan, 14 orang telah diidentifikasi dan 23 masih belum diketahui," kata Kepala Militer Nasional Jenderal Eduardo Ano di Manila, Selasa (25/4/2017).

Baca: Warga Manggarai Minta Jokowi Turun Tangan Langsung

"Ada tiga warga Indonesia dan satu warga Malaysia," sambung dia.

Menurut Ano, para militan adalah bagian dari lebih 160 orang dari kelompok Maute yang diserang akhir pekan lalu di Pulau Mindanao.

Letnan Kolonel Jo-ar Herrera, Juru bicara brigade yang memimpin serangan di Kota Piagapo di Provinsi Lanao del Sur, mengatakan, tentara telah menemukan paspor asing milik beberapa orang yang tewas.

BERITA REKOMENDASI

Namun Herrera menolak memberikan rinciannya.

Ano menerangkan, warga asing dalam kelompok Maute adalah mantan anggota kelompok militan Asia Tenggara Jemaah Islamiyah, yang melakukan pengeboman di Bali tahun 2002.

Dia mengatakan, Jemaah Islamiyah sudah lama beroperasi di Filipina selatan dan melatih penduduk setempat dengan keterampilan seperti pembuatan bom.

Militer Filipina melakukan serangan besar-besaran ke markas militan di Mindanao dengan menggunakan jet tempur FA-50, helikopter, pesawat pengebom, dan artileri.

Pasukan pemerintah mampu merebut kamp Maute yang luasnya tiga sampai empat hektar.


"Kelompok Maute yang beroperasi di Filipina selatan telah menyatakan loyalitasnya kepada jaringan teroris ISIS," kata Letkol Herrera.

Kelompok itu dikaitkan dengan berbagai aksi pengeboman dan penculikan, Mereka pun telah melancarkan beberapa serangan terhadap masyarakat lokal.

Di kamp Maute ditemukan bendera hitam ISIS, alat peledak buatan, granat, laptop, ponsel, dan kamera yang digunakan untuk membuat video untuk perekrutan.

Dia menambahkan, pasukan Filipina masih memburu lebih dari 100 anggota Maute yang melarikan diri ke perbukitan.

Ano menerangkan, operasi militer yang sekarang digelar adalah upaya untuk menemukan pemimpin militan Filipina Isnilon Hapilon.

"Serangan militer ini memang dirancang dan dilakukan untuk melemahkan kelompok Maute," kata dia.(Glori K. Wadrianto)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas