Donald Trump Undang Duterte ke Washington Bahas Ancaman Nuklir Korea Utara
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengundang rekannya Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Washington.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengundang rekannya Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Washington.
Hal ini disampaikan Gedung Putih setelah Trump dan Duterte berkomunikasi melalui sambungan telepon, Sabtu (29/4/2017).
Trump ingin membahas mengenai ancaman nuklir Korea Utara bersama Duterte.
Pengumuman ini datang di saat meningkatnya ketegangan di sekitar Laut Korea akibat nuklir Korea Utara dan kembali dilakukannya ujicoba rudal terbarunya.
"Kedua pemimpin membahas keprihatinan dari Negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) mengenai keamanan regional, termasuk ancaman yang ditimbulkan Korea Utara," kata pernyataan itu, dikutip dari Channel News Asia (CNA), Minggu (30/4/2017).
Trump dan Duterte juga akan membahas fakta pemerintah Filipina yang berjuang keras berperang melawan narkoba, momok yang mempengaruhi banyak negara di seluruh dunia.
Gedung Putih mengatakan Trump menikmati pernbincangan dengan Duterte dan memandang ke depan untuk menghadiri kerjasama AS-ASEAN dan KTT Asia Timur di Filipina November mendatang.
Sementara itu, Istana Malacañang juga mengungkapkan selama komuniasi telepon itu, Trump mengkonfirmasikan kunjungannya ke Filipina karena ia berkomitmen untuk membangun aliansi Filipina-AS.
"Trump menyatakan bahwa ia memiliki kesamaan visi kerja dengan Duterte selama komunikasi telepon," kata juru bicara Presiden, Ernesto Abella.
Sebelum menghubungi Trump, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendesak Amerika Serikat untuk mengendalikan diri setelah uji coba rudal Korea Utara terbaru dan menghindari permainan Kim Jong-un yang ingin mengakhiri dunia.
Ketegangan antara AS dan Korea Utara telah meningkat secara tajam dalam beberapa pekan terakhir ketika serangkaian uji coba rudal Korea Utara yang mendorong kemarahan Presiden Donald Trump.
Para pejabat AS telah berulang kali memperingatkan Korea Utara termasuk serangan militer Korea Utara.
AS telah mengerahkan pasukan serbu angkatan lautnya USS Carl Vinson dari Semenanjung Korea.
Korea Utara telah menanggapi dengan mengancam untuk menenggelamkan kapal induk itu dan meluncurkan serangan nuklir ke Amerika Serikat yang kini menjadi sekutu Korea Selatan dan Jepang.
Atas hal itu, Duterte mengatakan pemimpin Asia Tenggara sangat khawatir tentang ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
Bahkan dikhawatirkan dampaknya akan terjadi bencana dan Asia akan menjadi korban pertama perang nuklir.
Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan dan Cina, disebut sedang terlibat dalam permainan seorang pria yang sangat senang dengan menembakkan rudal nuklir.
Duterte yang merupakan Ketua ASEAN menghubungi Presiden Donald Trump, Sabtu (29/4/2017).
Dia mengatakan ia akan mendorong Trump tidak masuk ke dalam permainan Kim Jong Un.
"Tampaknya ada dua negara yang bermain dengan mainan mereka dan mainan itu tidak benar-benar untuk menghibur," katanya dalam konferensi pers setelah KTT ASEAN di Manila.
"Anda tahu bahwa mereka bermain dengan seseorang yang bernafsu melepaskan rudal dan segalanya," tambah Duterte.
"Saya tidak ingin mengikuti pola pikiran (Kim) karena saya benar-benar tidak tahu apa yang ada di dalamnya, tetapi yang jelas ia meletakkan planet bumi ini ke ujung," katanya.
Korea Utara baru saja melakukan uji coba rudal balistik Sabtu (29/4/2017) tak lama setelah Menteri Luar Negeri Rex Tillerson memperingatkan Pyongyang menghentikan melakukan uji coba. (CNA/AFP/Aljazeera)