30 Tahun Pembunuh Wartawan Asahi Jepang Masih Terus Diburu
Sejak peluru dan bukti-bukti pembunuh ditemukan polisi di 61 tempat di kantor Asahi cabang Hanshin Nishinomiya perfektur Hyogo.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tepat jam 20:15 kemarin (3/5/2017) semua orang di kantor Asahi mengheningkan cipta berdoa buat arwah wartawan Asahi, Tomohiro Kojiri, yang ditembak meninggal di tempat oleh pembunuh bertopeng hitam menamakan dirinya dari kelompok Sekihoutai.
"Saat itu Kojiri berusia 29 tahun. Karena hari libur Golden week tak ada siapa-siapa hanya bertiga di ruangan redaksi termasuk Kojiri. Tiba-tiba seorang bertopeng hitam dan senjata api laras panjang menembakkan peluru ke salah satu wartawan lalu ke Kojiri di dekat pembunuh," papar sumber Tribunnews.com Kamis ini (4/5/2017).
Kojiri meninggal terkena tembakan di dada kirinya.
Sejak peluru dan bukti-bukti pembunuh ditemukan polisi di 61 tempat di kantor Asahi cabang Hanshin Nishinomiya Perfektur Hyogo.
Sebanyak 790 orang hadir dalam peringatan acara tersebut termasuk yang membawa rangkaian bunga ditaruh di atas meja dengan foto Kojiri di bagian tengahnya dipasang di kantor Asahi tersebut.
Presiden Asahi Shimbun Masataka Watanabe mengunjungi, nyekar, ke makam Kojiri di Kure perfektur Hiroshima Prefecture kemarin dan berdoa bersama tujuh eksekutif Asahi lainnya.
"Kecenderungan untuk mengucilkan orang lain yang tidak sesuai pikiran kita semakin kuat dalam 30 tahun terakhi rini. saya akan lebih perhatikan masukan dari para reporter atau asistennya, itu janji saya," papar Watanabe seusai nyekar.
Ayah Kojiri, Nobutaku meninggal dalam usia 83 tahun bulan Juli 2011 sedangkan ibnunya, Miyoko, meninggal dalam usia 84 tahun, bulan Juli 2015.
Mantan polisi Hyogo yang pernah menjadi penyidik kasus ini, Seiji Yamashita (78) menyesalkan kejadian tersebut dan melihat masih ada bukti terpendam yang sebenarnya bisa digali dikaji lebih lanjut untuk memecahkan kasus ini.
Kaji Takayama, Kepala kantor Chichibu Asahi Shimbun yang saat kejadian juga bersama Kojiri mengakui tak bisa melupakan kejadian tersebut, "Meskipun telah 30 tahun lebih kejadian berlalu, saya akan terus ingat akan kejadian tersebut sampai kapan pun."
Kejadian di lantai 3 gedung Asahi Shimbun cabang Hanshin ruangan redaksi , di mana ruangan dan sofa tersebut kini jadi perpustakaan dan ruangan yang dipamerkan kepada umum sebagai upaya mengenang kejadian tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.