Fidel Castro Pernah 638 Kali Ingin Dibunuh dan Semuanya Gagal, Apa Komentar Pemimpin Kuba Itu?
Tapi Castro mengetahui rencana pembunuhan itu dan malah kemudian memberikan pistolnya kepada Lorenz yang dipersilakan untuk membunuhnya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Korea Utara, Jumat (5/5/2017) menuduh badan intelijen Amerika Serikat (AS) atau dikenal Central Intelligence Agency (CIA) mencoba untuk membunuh pemimpinnya, Kim Jong Un, menggunakan senjata bio-kimia.
Kementerian keamanan negara Korea Utara mengeluarkan pernyataan yang mengklaim CIA ada dibelakang rencana pembunuhan tersebut dengan menyuap warga Korea Utara, bernama "Kim", untuk melaksanakan tugas membunuh Kim Jong Un.
Tuduhan keterlibatan CIA dalam pembunuhan pemimpin dunia bukan baru kali ini saja terjadi.
Namun telah sejak tahun 1945 berhasil melakukan serangkaian pembunuhan pemimpin negara.
Fidel Castro, pemimpin legendaris Kuba yang meninggal dunia pada Jumat (25/11/2016) malam waktu setempat, satu diantaranya, yang pernah 638 kali ingin dibunuh.
Selama separo abad, Castro menjadi incaran CIA dan ratusan percobaan pembunuhan.
Namun, semua gagal sampai akhirnya berpulang secara alami.
Berikut dikisahkan kembali upaya pembunuhan terhadap Fidel Castro.
Yang sangat terkenal adalah menyusupkan bahan peledak ke dalam cerutunya seperti dilansir BBC pada 29 November 2016 lalu.
Menurut mantan pengawalnya yang menulis buku dan film dokumenter di televisi, proyek-proyek aneh dibuat untuk membunuh sang pemimpin, antara lain kerang yang bisa diledakkan, baju selam beracun dan pil berracun yang tersembunyi di krim wajah.
Berdasarkan pengakuan mantan diplomat Amerika Serikat di Havana, Wayne Smith, dinas intelijen Amerika Serikat (CIA) dan para pelarian politik Kuba menghabiskan waktu hampir setengah abad berkomplot untuk membunuh pemimpin dari negara yang menciptakan dampak terhadap AS bagaikan "bulan purnama terhadap manusia serigala."
Fidel Castro sendiri pernah mengatakan: "Andaikata percobaan pembunuhan adalah pertandingan di Olimpiade, saya bakal dapat medali emas."
Namun sebagian besar dari ide-ide itu tidak pernah dilaksanakan, kata mantan pengawalnya Fabian Escalante.
Dokumen yang dirilis saat pemerintahan Presiden Bill Clinton menunjukkan bahwa CIA pernah sampai meneliti kerang-kerang di Karibia.