Peneliti Terorisme: Teroris ISIS Memindahkan Medan Perang ke Eropa
Insiden ledakan di konser penyanyi Ariana Grande, Selasa (23/5/2017), dikabarkan telah menewaskan 19 orang dan mencederai 50 orang.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan bom terjadi di konser musik Ariana Grande di Manchester Arena, Inggris.
Setidaknya 19 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
" Ini layak disebut serangan teroris karena sifatnya yang mengejutkan, mematikan, dan menimbulkan kepanikan internasional, " ujar analis intelijen UI Ridlwan Habib kepada Tribunnews.com, Selasa (23/5/2017).
Konser yang ditonton ribuan orang itu sontak kacau balau saat bom meledak.
Dari pemberitaan media Inggris ditemukan serpihan paku, ciri khas bom ala ISIS," kata Ridlwan.
Meski begitu, masih terlalu dini menuding kelompok mana yang bertanggungjawab.
"Namun bisa juga ini memang ISIS, karena mereka mengeluarkan fatwa baru untuk memindahkan medan jihad ke Eropa, " ujar alumni S2 Intelijen UI ini.
Sejumlah saksi mata menyebut insiden ledakan di sebuah konser di Inggris sebagai kejadian yang "kacau" dan "mengerikan".
Insiden ledakan di konser penyanyi Ariana Grande, Selasa (23/5/2017), dikabarkan telah menewaskan 19 orang dan mencederai 50 orang.
Suara dentuman keras terdengar beberapa menit saat konser Ariana Grande berakhir, di Manchester Arena, Manchester, Inggris.
Ribuan orang di dalam area konser itu kemudian panik dan berhamburan melarikan diri untuk keluar dari area tersebut.
Dikhawatirkan banyak yang menjadi korban adalah anak-anak dan remaja, sebab mayoritas penggemar bintang pop seperti Ariana Grande memang anak-anak dan remaja.
Tak heran kepanikan dan ketakutan melanda saat insiden terjadi, tepatnya ketika Ariana Grande baru saja menyelesaikan penampilan lagu terakhirnya.
Setelah lagu terakhir, kami mendengar suara ledakan keras sekali. Yang saya ingat hanya orang-orang tiba-tiba lari keluar," tutur seorang saksi mata bernama Josh.
"Saya lalu melihat remaja-remaja bersimbah darah. Mengerikan," kata Josh lagi.
Seorang saksi mata lain mengatakan dirinya mendengar ledakan saat lampu kembali dinyalakan karena konser telah berakhir.
"Kami awalnya berpikir bahwa itu adalah suara balon. Tapi kami merasakan getaran dari suara itu. Orangtua kami bahkan bisa mendengarnya dari hotel," cerita seorang remaja berusia 16 tahun.
"Saat kami berlari keluar, kami melihat banyak noda darah di tembok," ucap seorang remaja berusia 15 tahun.
Sedangkan, seorang saksi mata lain bernama Majid Khan mengatakan dirinya sempat melihat ada sekitar 20-30 orang terbaring karena cedera.
"Siapapun yang melakukan ini, mereka telah tega melakukannya di sebuah konser yang penuh dengan anak-anak," kata Majid Khan.
Manchester Arena adalah sebuah arena yang biasa digunakan untuk menggelar konser, karena dapat menampung hingga 21 ribu orang di dalam dan dikenal sebagai arena indoor terbesar di Eropa.
Otoritas Inggris memberlakukan pengamanan darurat tingkat tinggi, yang biasanya diberlakukan jika ada bahaya setingkat serangan teror.
Kepolisian setempat juga meminta warga untuk menjauhi area Manchester Arena dan pihak layanan kereta yang melewati lokasi tersebut dihentikan untuk sementara.