Filipina Sebut Militan Tembak Mati 16 Warga Sipil Termasuk Ibu-ibu dan Anak-anak
Pasukan Filipina menemukan 16 jenasah warga sipil di jalan-jalan ketika mereka bertempur Minggu (29/5/2017) untuk mengusir militan terafiliasi ISIS
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Namun, penyergapan pasukan Filipina tak berjalan mulus.
"Kita juga berfokus pada membersihkan daerah itu dari militan dan menyelamatkan penduduk yang terjebak," kata Padilla kepada The Associated Press via telepon dari Manila, ibukota Filipina.
"Pasukan militer menyelamatkan sekitar 100 warga sipil yang terjebak dari rumah mereka pada Sabtu (27/5/2017)," katanya.
Juru bicara komite manajemen krisis kawasan, Zia Alonto Adiong mengatakan lebih dari 2.200 sipil masih terjebak di rumah mereka.
Mereka pun telah mengirimkan pesan ponsel yang meminta pasukan militer menyelamatkan dan mengevakuasi mereka.
Mereka juga telah melaporkan kerusakan yang luas di kota berpenduduk 200.000 orang.
"Mereka telah mengirimkan pesan singkat, menelepon nomor hotline kami, meminta untuk mengirim tim penyelamat, tapi kami tak bisa dengan mudahnya berangkat ke daerah tersebut karena tak bisa kami akses," ujar Adiong.
"Mereka ingin keluar. Mereka takut akan keselamatannya. Beberapa dari mereka kehabisan makanan. Mereka takut kena terjang peluru atau serangan udara."
Pertempuran di Marawi mendorong Presiden Rodrigo Duterte menetapkan darurat militer di sepertiga bagian selatan Filipina pada 23 Mei 2017 lalu.
Menurutnya, langkah tersebut guna menumpas ancaman militan yang berafiliasi dengan ISIS. (AP/AFP/Philstar)