Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hujan Tembakan Warnai Gencatan Senjata di Marawi

"Kami sangat senang akan hasil gencatan senjata selama empat jam untuk aksi kemanusiaan itu yang dilakukan Minggu kemarin dari pukul 8.00 sampai 12.00

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Hujan Tembakan Warnai Gencatan Senjata di Marawi
AFP
Kendaraan tempur ringan marinir Filipina berpatroli di jalanan kota Marawi yang lengang. Di belakangnya asap hitam mengepul dari sebuah bangunan yang mungkin terkena tembakan roket. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania

TRIBUNNEWS.COM, MARAWI - Hujan tembakan mewarnai masa gencatan senjata di Marawi, Filipina, Minggu (4/6/2017).

Konflik senjata antara otoritas Filipina dan militan Maute terus berlanjut meski kedua pihak telah bersepakat untuk menghentikannya sementara.

Padahal, gencatan senjata berdurasi empat jam telah disepakati untuk memberikan kesempatan pada proses evakuasi warga sipil.

Alhasil, ratusan warga yang hendak menyelamatkan diri terpaksa urung meninggalkan kota tersebut.

Gencatan senjata itu malah menelan korban cedera sebanyak dua orang.

Meski demikian, ada sekitar 179 orang warga yang berhasil diselamatkan pasukan keamanan dari pemerintah.

Berita Rekomendasi

"Kami sangat senang akan hasil gencatan senjata selama empat jam untuk aksi kemanusiaan itu yang dilakukan Minggu kemarin dari pukul 8.00 sampai 12.00," kata juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Brigjen Restituto Padilla.

"Namun, sangat menyedihkan bahwa meski ada upaya penyelamatan yang dilakukan, ada pelanggaran yang dilakukan para penjahat di daerah itu," tambahnya.

Menurut Restituto Padilla, selain dua anggota militer yang cedera akibat konflik senjata pada Minggu, ada pula seorang warga yang tertembak oleh sniper, Sabtu (3/6/2017).

Upaya penyelamatan dan penyaluran bantuan kemanusiaan dikatakan akan terus dilakukan sampai Marawi bisa direbut kembali dari tangan para teroris.

Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah meminta kelompok Front Pembebasan Moro (MILF) untuk bernegosiasi dengan militan Maute soal upaya perdamaian.

Lebih dari 100 orang di Kota Marawi tewas akibat konflik senjata yang terjadi, kebanyakan di antaranya merupakan militan dan anggota pasukan AFP.

Rodrigo Duterte telah memberlakukan darurat militer di seluruh daerah selatan Mindanao itu, yang menjadi rumah bagi 200 ribu orang tersebut. (Aljazeera/Inquirer)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas