Pastor Teresito yang Diculik Teroris di Marawi Filipina Dikabarkan Masih Hidup
Seorang pastor Katolik Roma yang diculik oleh kelompok teroris Maute, sejak awal pergolakan bersenjata di Marawi akhir Mei lalu
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pastor Katolik Roma yang diculik oleh kelompok teroris Maute, sejak awal pergolakan bersenjata di Marawi akhir Mei lalu, dikabarkan masih hidup.
Sumber militer Filipina yang lolos dari pertempuran mengaku, sempat melihat pastor tersebut masih hidup saat gempuran intensif dilancarkan ke lokasi pendudukan para teroris.
Pastor Teresito "Chito" Suganob, adalah seorang imam Katolik yang ditugaskan ke Marawi, dan disandera bersama beberapa umat paroki di awal pengepungan tersebut.
Herrera, Jurubicara pasukan militer di Marawi, mengatakan, pastor tersebut terlihat hidup pada Minggu (25/6/2017), di bagian kota yang masih berada di tangan para teroris.
"Kami tidak memiliki rincian tentang kesehatannya. Kami diberitahu bahwa dia terlihat hidup-hidup," kata Herrera mengutip laporan dari warga sipil yang diselamatkan dari zona pertempuran.
Dia juga mengatakan, ada sekitar 100 sandera sipil masih disandera dan digunakan sebagai "perisai manusia", pembawa amunisi, dan pembawa tandu.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, untuk menghormati Hari Raya Idul Fitri, dan memberi kesempatan kepada umat Muslim, -termasuk para teroris, menunaikan shalat id, militer Filipina menetapkan gencatan senjata selama delapan jam.
Kini, sejak Minggu siang pukul 14.00 waktu setempat, aksi ofensif militer Filipina kembali dilanjutkan.
Pengeboman, baik dari serangan udara maupun artileri kembali digencarkan ke arah gerombolan yang mengaku tunduk kepada kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah ( ISIS).
Jurubicara militer Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera mengatakan, kelompok teroris sengaja membakar rumah dan mengebom, serta menggunakan sandera sebagai perisai hidup.
Langkah itu terbukti mampu memberikan perlawanan terhadap pasukan militer, dan bertahan hingga minggu ke lima.
Ratusan orang bersenjata yang mengibarkan bendera hitam ISIS menduduki bagian Marawi sejak 23 Mei lalu. Peristiwa tersebut menjadi awal pertempuran berdarah yang telah menewaskan hampir 400 orang.(*)