Anak-anak Dipaksa Teroris Maute Ikut Bertempur
Mereka dilatih untuk menggunakan senjata, sama seperti teroris remaja Maute yang sudah lebih dahulu direkrut.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MARAWI - Kelompok teroris Maute dikabarkan mulai memaksa anak-anak untuk ikut bertempur bersama mereka di Marawi, Filipina.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Brigjen Restituto Padilla mengatakan ada anak-anak yang terlibat dalam konflik di Marawi.
Kebanyakan dari mereka adalah sejumlah sandera yang masih berusia remaja dan direkrut oleh para teroris Maute untuk ikut bertempur.
Mereka dilatih untuk menggunakan senjata, sama seperti teroris remaja Maute yang sudah lebih dahulu direkrut.
"Kami terus mendapatkan laporan menyedihkan soal anak-anak, termasuk yang menjadi sandera, diikutkan dalam pertempuran," ucap Padilla, Senin (10/7/2017).
Restituto Padilla mengaku pihaknya belum mengetahui pasti soal berapa anak yang disandera dan sudah direkrut oleh teroris Maute.
"Seberapa menyedihkan itu, pasukan kami akan sebisa mungkin menghindari anak-anak tersebut menjadi sasaran serangan kami," kata Padilla.
Namun, Restituto Padilla tak bisa menjanjikan banyak, apalagi jika anak-anak itu muncul bersenjata dan memang terlibat.
Sekitar 300 orang warga sipil masih terjebak dalam zona konflik Marawi dan diperkirakan sudah menjadi sandera kelompok Maute dan Abu Sayyaf.
Sedangkan, lebih dari 500 orang telah terbunuh dalam konflik tersebut, termasuk di antaranya 379 teroris, 89 anggota militer, dan 39 warga sipil.
Konflik di Marawi, yang telah menjadi sasaran serangan udara dan tembakan meriam setiap harinya, membuat kota tersebut kini layaknya kota mati. (Inquirer)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.