TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Kongres Filipina memutuskan untuk memperpanjang masa darurat militer di wilayah selatan negara itu hingga 31 Desember.

Diharapkan dengan memperpanjang hingga akhir tahun mendatang militer dapat menghancurkan pemberontakan ISIS di Marawi.

Keputusan demikian belum pernah terjadi sebelumnya sesi khusus dari Kongres.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah meminta Kongres, yang didominasi oleh koalisinya, menyetujui permintaan untuk memperpanjang masa darurat militer di Pulau Mindanao.

Pertama kalinya hukum darurat militer diumumkan Duterte pada 23 Mei lalu ketika kelompok militan Maute yang berafiliasi dengan ISIS mengibarkan bendera hitam ISIS di kota Marawi.

Juru bicara Presiden Duterte, Ernesto Abella, mengatakan setelah pemungutan suara, "Kongres menyetujui perpanjangan masa darurtat militer sampai 31 Desember 2017."

"Perpanjangan masa darurat militer ini sangat penting untuk keseluruhan perdamaian dan stabilitas. Selain menghabisi pemberontakan di Marawi, kita ingin menghentikan penyebaran ideologi kejahatan terorisme dan membebaskan warga Mindanao dari tirani kejahatan dan kekerasan ekstremisme." (NYTimes)