Kiriman Barang Terbesar Jepang Penjualan Meningkat Tapi Utang Lembur 7,9 Miliar Yen
Negosiasi kenaikan harga memang terjadi dan nantinya mungkin saja konsumen beralih ke perusahaan pengiriman lain.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perusahaan pengiriman paket swasta terbesar Jepang Yamato Holdings, untuk penjualan (sales) April sampai dengan Juni 2017 memang meningkat tetapi hutang uang lembur belum dibayarkan 7,9 miliar yen.
"Negosiasi kenaikan harga memang terjadi dan nantinya mungkin saja konsumen beralih ke perusahaan pengiriman lain. Namun kami tetap menerima kiriman barang dari para konsumen di tengah kenaikan harga ini," papar Kenichi Shibazaki senior managing director Yamato Holding Selasa ini (1/8/2017).
Sales Yamato memang meningkat 4% selama April-Juni 2017 menjadi 355,4 miliar yen, dibandingkan periode sama tahun lalu.
Kenaikan ini karena kenaikan kiriman pesanan barang lewat internet (belanja online).
Namun untuk pembayaran lembur pengiriman barang para tenaga Yamato ternyata masih berhutang 7,9 miliar yen, menjadikan defisit dibandingkan tahun lalu.
Dengan demikian prediksi bisnis perusahaan ini per Maret 2018 diperkirakan akan turun dari semula profit diperkirakan 17 miliar yen akan menjadi diperkirakan hanya 12 miliar yen.
Permintaan pengiriman sangat banyak terutama dari belanja online, membuat yamato melakukan negosiasi ulang dengan berbagai perusahaan online (internet) dari yang tadinya pengiriman 80 juta barang per tahun hanya akan mengambil 40 juta barang per tahun dengan maksud pembayaran biaya tenaga lembur pul bisa terkurangi nantinya.