Situasi Politik di Kampung Halaman Ayahnya Panas, Obama Turun Tangan
Obama mengaku dirinya sangat kecewa mendengar maraknya aksi kekerasan dan perselisihan
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, NAIROBI - Presiden AS ke-44 Barack Obama turun tangan atas memanasnya situasi politik di kampung halaman ayahnya, Kenya.
Dalam pidatonya di sela kunjungan ke Kenya, Senin (7/8/2017), Obama memilih untuk membahas soal pemilihan presiden Kenya yang akan dilaksanakan Selasa (8/8/2017) waktu setempat.
Obama pun menggarisbawahi situasi politik yang memanas dan menekankan masyarakat Kenya mengedepankan pilpres yang damai.
"Saya mendesak pemimpin-pemimpin Kenya untuk menolak segala bentuk kekerasan dan penghasutan, menghargai kemauan rakyat," ucap Obama.
Lembaga penegak hukum juga diminta untuk bekerja secara netral dan profesional.
"Segala bentuk perselisihan terkait pilpres harus diselesaikan secara damai, melalui insitusi dan hukum Kenya," katanya lagi.
Obama mengaku dirinya sangat kecewa mendengar maraknya aksi kekerasan dan perselisihan yang mewarnai kampanye-kampanye pilpres tahun ini.
"Rakyat Kenya juga bisa jadi kumpulan pecundang jika ikut-ikutan untuk memarakkan kekerasan. Tolak saja siapapun yang ingin ada kebencian antarsuku dan etnis," tutur Obama.
Pelaksanaan pilpres yang damai juga disuarakan oleh Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, putra dari presiden pertama negara itu, Jomo Kenyatta.
Sebagai orang keturunan Kenya, Obama diharapkan dapat mengubah keadaan politik kampung halaman ayahnya itu melalui suaranya.
Ayah Obama, Barack Obama Sr, merupakan seorang pria asal Kenya yang bertemu dan menikahi ibunya, Stanley Ann Dunham, di Hawaii.
Namun, Obama Sr meninggalkan keluarga kecilnya sekitar setahun setelah putranya lahir dan tiga tahun sebelum Obama dan ibunya pindah ke Jakarta.
Obama selama ini memang tampak berusaha keras untuk menghindari dunia politik AS sejak Presiden AS Donald Trump memerintah.
Hal itu terlihat dari kegiatan Obama pascahengkang dari Gedung Putih yang kerap melakukan perjalanan ke luar negeri dan berlibur. (New York Times)