Anggota Yakuza Jepang Tak Dipenjara Gara-gara Surat Dokter Palsu dari Dua Rumah Sakit di Kyoto
Pihak rumah sakit memberikan dokumen palsu untuk anggota kelompok perampokan Takayama yang disebutkan harus menerima operasi transplantasi ginjal.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus Yoshiyuki Takayama (60) dari geng Oumiikka di Otsu Perfektur Saga, anggota mafia Jepang (yakuza) yang seharusnya masuk penjara, semakin terungkap dengan bukti surat dokter palsu diberikan dua rumah sakit kepada pihak kejaksaan, sehingga tersangka sempat tidak masuk penjara.
"Rumah sakit besar Jepang, Kyoto Prefectural University of Medical University dan rumah sakit Koseikai Takeda, terbukti ternyata mengajukan sebuah dokumen yang menjelaskan kondisi medis palsu kepada pihak kejaksaan," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (2/8/2017).
Pihak rumah sakit memberikan dokumen palsu untuk anggota kelompok perampokan Takayama yang disebutkan harus menerima operasi transplantasi ginjal secara biologis.
Tim khusus independen membentuk komisi dan melakukan penyelidikan dengan hasil menunjukkan bahwa ada bagian-bagian dari catatan medis yang tidak sepenuhnya dijelaskan mengenai isi dari konsultasi dan kebijakan pengobatan di dalam departemen medis.
Rapat tertutup ketiga, Senin (21/8/2017) dari tim khusus independen tersebut nyata-nyata menyebutkan dokumen palsu dibuat kedua rumah sakit tersebut.
Tim tersebut akan semakin meneliti lebih detil kartu pasien apakah menggambarkan secara akurat kondisi pasien atau tidak dan kemudian menyelidiki apakah ada konsistensi dengan mengacu pada tanggapan terhadap catatan medis dan kantor kejaksaan.
Pada pertemuan kali ini, tiga anggota melaporkan isi penyelidikan pada kartu pasien dan mendengar dari berbagai pemangku kepentingan.
Ada seorang anggota yang menunjukkan bahwa tidak ada cukup poin dalam deskripsi rekam medis saat wawancara dengan pejabat rumah sakit.
Kekurangan data itu sudut pandang undang-undang medis maka tidak akan memungkinkan institusi medis memberikan perawatan medis yang tepat.
Komisi investigasi tersebut sedang mempertimbangkan ada tidaknya masalah dalam catatan medis tersebut.
Mengenai prospek akhir penyelidikan, tim medis hanya mengatakan, "Ada penyelidikan oleh pihak polisi, kita hanya bisa mengatakan sesegera mungkin diselesaikan."
Takayama dikenalkan kepada pemimpin rumah sakit oleh mantan polisi yang berusia 50 tahunan itu telah pensiun beberapa tahun lalu dan juga pernah dapat sanksi disiplin bulan Juni 2002, dikontak kembali oleh Takayama bulan Januari 2014.
"Boleh tidak ya anggota yakuza berobat dapat transplantasi ginjal di rumah sakit," tanya Takayama ke polisi tersebut.
"Anggota yakuza atau bukan tidak ada masalah ke rumah sakit, dapat diperiksa di rumah sakit," jawab sang polisi yang menyangkal memperkenalkan Takayama kepada Rektor Universitas Perfektur Kyoto yang membawahi Rumah Sakit Medis Universitas Perfektur Kyoto, Toshikazu Yoshikawa.
Meskipun demikian polisi itu pun menelepon Yoshikawa adanya permintaan tersebut. Lalu tahap selanjutnya pihak rumah sakit memanggil dan memeriksa Takayama.
Setelah diperiksa rumah sakit, Takayama dan Yoshikawa bersosialisasi bahkan makan di luar rumah sakit berdua.
Hasil pemeriksaan kemudian disampaikan kepada Takayama dan selanjutnya pihak rumah sakit memberikan surat dokter ke pihak Kejaksaan Osaka Jepang.
Sementara itu surat keterangan kesehatan juga disampaikan rumah sakit swasta Takeda kepada penjara Osaka yang menyatakan kondisi kesehatan Takayama harus dirawat di rumah sakit.
Dengan dua surat keterangan tersebut pihak penjara mengizinkan Takayama berada di luar penjara padahal keputusan pengadilan menyatakan 8 tahun masuk penjara dan segera harus dilaksanakan sejak tahun 2015.
Akibatnya sejak keputusan pengadilan hingga 14 Februari 2017 Takayama tidak di dalam penjara dan beberapa saksi melihat dia malah jalan-jalan santai ke berbagai tempat, tidak dirawat di rumah sakit.
Bukti itulah dan kesaksian rumah sakit lain bahwa Takayama sebenarnya sehat, stabil, tak apa dipenjara, membuat sekitar 20 polisi menggerebek rumah sakit tersebut dengan tuduhan membuat surat keterangan sehat yang palsu, serta menangkap Takayama langsung dijebloskan ke penjara 14 Februari lalu.
Sementara kepala rumah sakit tersebut, Yoshimura Norio (64) membantah telah membuat surat keterangan palsu dalam konferensi pers, Kamis (16/2/2017).
Demikian pula menyatakan dirinya tak pernah bertemu Takayama di luar rumah sakit.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.