Warga Kasta Rendah India Meninggal Tiap Tahunnya
Tanpa sarung tangan, masker atau pakaian pelindung, mereka mengumpulkan sampah dengan tangan telanjang. Praktek ini sangat berbahaya dan tidak sehat.
TRIBUNNEWS.COM - Di India, toilet, saluran pembuangan dan septic tank yang penuh dengan kotoran manusia dan hewan dibersihkan masyarakat dari kasta terendah.
Tanpa sarung tangan, masker atau pakaian pelindung, mereka mengumpulkan sampah dengan tangan telanjang. Praktek ini sangat berbahaya dan tidak sehat.
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa petugas kebersihan, yang juga dikenal sebagai 'pemulung manual', meninggal saat bekerja. Tapi ini bukan kasus baru. Setiap tahun, ratusan orang meninggal dengan cara yang sama.
Padahal pekerjaan ini telah dilarang bertahun-tahun yang lalu karena dianggap berbahaya dan tidak manusiawi.Puluhan ribu orang Dalit, yaitu kasta rendah di India, terus mempertaruhkan nyawa mereka mengerjakan pekerjaan bergaji rendah dan berisiko besar.
Berikut kisah lengkapnya seperti dilansir dari Program Asia Calling produksi Kantor Berita Radio (KBR).
Keluarga para petugas kebersihan berkumpul di luar sebuah rumah sakit di New Delhi. Mereka sedang berduka. Empat rekan mereka baru saja meninggal saat membersihkan septic tank di New Delhi.
Adik bungsu Prem Singh, 35 tahun, adalah salah satu korban tewas.
“Pertama, dua dari mereka masuk ke lubang. Tapi begitu mereka membuka tutupnya dan masuk, mereka langsung jatuh pingsan karena akumulasi gas beracun di dalam lubang. Lalu yang ketiga mencondongkan badan ke lubang untuk melihat apa yang terjadi,” kisah Singh.
“Tapi dia juga pingsan dan jatuh ke dalam lubang. Kemudian adik saya masuk dengan seutas tali. Dia ingin membantu dan membawa mereka ke luar, tapi setelah beberapa saat dia juga pingsan dan tidak bergerak di dasar lubang.”
Keempatnya mati lemas di dalam lubang.
Bezwada Wilson, Presiden Safai Karamchari Andolan atau Gerakan Petugas Kebersihan mengatakan ratusan kematian seperti ini terjadi setiap tahun.
“Dalam lima hingga enam tahun terakhir jumlahnya lebih dari 1.400 orang. Ini data yang kami kumpulkan sendiri dan ada dokumennya. Bisa saya katakan jumlah sebenarnya jauh lebih banyak dari ini. Kami juga mengamati dari tanggal 1 sampai 10 Juli, selama 100 hari, terjadi 39 kematian. Sekarang ini setiap hari ada kejadian di lokasi berbeda,” tutur Wilson.
Petugas kebersihan di India adalah orang-orang Dalit atau kerap disebut kelompok tak tersentuh. Mereka ini berada di anak tangga paling rendah dalam sistem kasta India yang kaku.
Mereka dipekerjakan oleh pemerintah, baik secara langsung atau melalui kontraktor untuk melakukan berbagai pekerjaan kasar dan kotor. Seperti menyapu jalan, membersihkan toilet, got dan mengosongkan septic tank. Dan mereka melakukan semua ini dengan tangan kosong dan tanpa pelindung,
Shambunath yang berusia 55 tahun telah membersihkan pipa saluran pembuangan selama beberapa dekade.
“Kondisi kami telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk. Kami terserang banyak penyakit dan hampir 90 persen dari kami sakit. Dokter bahkan tidak mau mengobati kami. Saat ini warga ketakutan akan wabah demam berdarah tapi tidak ada yang berpikir tentang kami,” keluh Shambunath.
“Mereka tidak menganggap kami manusia, mereka pikir kami terbuat dari besi sehingga tidak perlu dilindungi. Tidak ada asuransi, tunjangan kesehatan, alat kerja, bahkan sekedar sarung tangan.”
Kebanyakan petugas kebersihan ini adalah perempuan. Shanti, 60 tahun, meninggalkan rumah setiap pagi sambil membawa sekeranjang abu di kepalanya. Dia pergi dari rumah ke rumah dan ke WC umum untuk menabur abu di atas kotoran manusia di toilet kering. Setelah itu dia memasukkan semuanya ke dalam keranjang, membawanya di kepala dan pergi.
“Setiap hari saat mulai bekerja, saya rasanya mau muntah. Baunya sangat menyengat. Sebenarnya sulit untuk melakukan ini tapi tidak ada jalan lain. Kadang saya libur satu hari tapi itu membuat pekerjaan saya jadi bertambah besoknya,” kisah Shanti.
Dalit sekarang mulai mengatur diri mereka dengan mengadakan demonstrasi besar di seluruh India. Mereka menuntut kesetaraan dan martabat.
Ratusan ribu perempuan Dalit membuang sapu dan keranjang mereka. Mereka berkomitmen untuk melepaskan pekerjaan yang tidak manusiawi itu, kutukan kasta yang mengikat mereka.
“Ketika mereka membuang keranjang, itu seperti membuang keseluruhan struktur sosial, sistem kasta. Itu sebab kami menganggapnya sebagai tantangan. Tapi pemerintah belum siap memberikan dukungan apapun dan itu adalah masalah utama,” kata Wilson.