Nenek Penyiar Berita Korut Ini Piawai Mainkan Emosional Warga, Penonton Dibuat Menangis dan Marah
Suaranya menyihir dan dia piawai membacakan berita dengan nada yang naik turun disertai semangat yang luar biasa.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KORUT - Siapa tidak kenal sosok perempuan yang satu ini.
Ia selalu tampil dengan pakaian tradisional masyarakat Korea berwarna merah muda atau pink saat membacakan siaran berita di televisi Korea Utara ( Korut).
Pakain tradisional itu khas dan disebut sebagai hanbok oleh masyarakat Korea Selatan (Korsel) atau choson-ot oleh Korea Utara (Korut).
Wanita yang mengenakan choson-ot itu selalu menyiarkan berita-berita panas mengenai Korut dengan melodramatis mulai dari api kemarahan, pernyataan yang berapi-api hingga tangisan berlinangkan air mata.
Dia adalah Ri Chun Hee. Wanita berumur 74 ini telah menjadi wajah Korut selama empat dasawarsa terakhir.
Baca: Kehidupan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un Masih Misteri, Siapa Dia Sebenarnya?
Disebut sebagai “presenter rakyat”, Ri yang dilahirkan dari keluarga miskin di Tongchong, Korut tenggara memulai karirnya dengan mengikuti kuliah ilmu performance art di Universitas Theater Pyongyang.
Dia bergabung dengan televisi negara (KCTV) pada tahun 1971. Hanya dalam waktu tiga tahun dia dipromosikan menjadi presenter berita utama.
Ketika banyak rekan-rekannya disingkirkan oleh rezim keluarga Kim yang berkuasa, Ri menjadi salah satu yang mampu bertahan selama puluhan tahun.
Karirnya semakin lama semakin menanjak. Semula dia rutin menyiarkan berita malam, muncul di layar kaca warga Korut yang hanya memiliki satu kanal televisi di rumahnya.
Dia mengabarkan apa yang terjadi di Korut terutama kegiatan yang dilakukan pemimpin tertinggi mulai dari pendiri Korut Kim Il Sung hingga cucunya Kim Jong Un.
Dia dipercaya memberitakan berita-berita krusial seperti wafatnya Kim Il Sung dan penggantinya Kim Jong Il.
Ri juga selalu menyiarkan uji coba senjata nuklir negeri tertutup itu.
Suaranya yang mampu menyesuaikan diri dengan konten berita ditandai dengan melodrama yang menawan serta lengkingan suara yang menggelegar membuat dia disenangi oleh keluarga Kim.
Suaranya menyihir dan dia piawai membacakan berita dengan nada yang naik turun disertai semangat yang luar biasa.
Ia rajin menyiarkan propaganda terutama menyangkut revolusi negara komunis itu berdasarkan prinsip Juche.
Tidak ada yang melupakan bagaimana dia dengan berapi-berapi mengecam musuh-musuh barat terutama AS.
Namun orang akan lupa bahwa dia pernah berapi-api ketika dia dengan linangan air mata yang membasahi pipinya membacakan wafatnya Kim Il Sung dan Kim Jong Il.
“Ketika Ri membacakan berita, musuh akan ketakutan” sebuah majalah mengutip berita mengenai dia.
Ri sesungguhnya telah pensiun tahun 2012 lalu. Dia menghabiskan waktunya sekarang melatih generasi-generasi baru presenter.
Walaupun begitu, dia tetap dipercaya kembali menyiarkan berita penting terutama menyangkut ambisi nuklir Korut.
Ri dilaporkan berhidup mewah dengan keluarganya di Pyongyang.
Apakah Ri suatu saat akan membacakan kiamatnya dunia?
Penulis: Kontributor Singapura, Ericssen
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Si "Merah Muda", Perempuan Presenter Itu Siap Siarkan "Dunia Kiamat"