Kisah Presiden Muslimah Pertama Singapura Halimah Yacob Dapat Julukan Ratu Bolos Saat Sekolah
"Saya memang sempat jarang muncul di sekolah untuk beberapa lama, sampai saya diboyong ke kantor kepala sekolah,"
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Menjadi presiden muslimah pertama Singapura, Halimah Yacob (63) ternyata sering membolos semasa sekolah.
Halimah menjadi satu-satunya kandidat Pemilihan Presiden Singapura 2017 yang menerima Sertifikat Kelayakan dari Departemen Pemilu Singapura, Senin (11/9/2017).
Ini artinya warga Singapura tak perlu lagi melakukan pemungutan suara pada akhir pekan mendatang, sebab hanya Halimah yang dinyatakan sah untuk maju ke kursi kepresidenan.
Baca: Amerika Desak PBB Beri Sanksi, Korea Utara Ancam Lakukan Balas Dendam Setimpal
Mulai Rabu (13/9/2017), Halimah resmi menjadi Presiden Singapura dan menjabat hingga enam tahun ke depan, menjadikannya muslimah melayu pertama yang mengemban tugas tersebut.
Namun, ada sejarah yang tak patut dicontoh di kehidupan Halimah ketika masih duduk di bangku sekolah dulu.
Akhir 1960-an, Halimah bersekolah di Singapore Chinese Girls' School, di mana ia menjadi satu dari sedikit siswa-siswi keturunan Melayu.
Baca: Kepala Urusan HAM PBB: Operasi Militer Myanmar Terhadap Rohingnya Tergolong Pembersihan Etnis
Saat menginjak kelas 2 SMP, Halimah pernah nyaris hendak dikeluarkan dari sekolah karena sering membolos.
Kelakuannya yang sering membolos itu bahkan membuatnya dijuluki "ratu ponteng", alias ratu bolos.
"Saya memang sempat jarang muncul di sekolah untuk beberapa lama, sampai saya diboyong ke kantor kepala sekolah," cerita Halimah pada Channel News Asia, akhir Agustus lalu.
Halimah punya alasan tersendiri untuk hobi bolosnya itu, yakni untuk membantu ibunya berjualan nasi padang di kedai milik keluarga.
Ayah Halimah yang berprofesi sebagai satpam meninggal dunia saat Halimah masih berusia delapan tahun.
Itu membuat ibu Halimah terpaksa mencukupi kebutuhan lima anaknya dengan berjualan nasi padang menggunakan gerobak, berkeliling di Shenton Way, sebelum mendapat lahan kios.
Halimah biasanya membantu ibunya untuk mencuci piring, membersihkan meja, dan menyajikan makanan untuk pelanggan.
Meski alasan membolos Halimah sebenarnya dalam maksud positif, dirinya menganggap hobi bolos dan ancaman dikeluarkan dari sekolah itu sebagai satu dari momen-momen terburuk dalam hidupnya.
"Lalu, saya mengatakan pada diri saya, 'Berhenti menenggelamkan diri dalam keprihatinan! Bangkit dan lanjutkan hidup'," tutur Halimah.
Halimah lalu menyelesaikan studinya, meraih gelar sarjana hukum, terjun ke dunia politik, dan meraih posisi di kursi kepresidenan.
Pada 6 Agustus 2017, Halimah mengumumkan niatnya untuk maju ke Pemilihan Presiden Singapura 2017, yang kemudian dimenangkan secara cepat olehnya. (Today Online/Channel News Asia)