Menhan Malaysia Sebut Krisis Rohingya Dapat Picu Serangan ISIS di Asia Tenggara
Krisis Rohingya di Rakhine, Myanmar, dikatakan dapat memicu serangan ISIS di Asia Tenggara.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Krisis Rohingya di Rakhine, Myanmar, dikatakan dapat memicu serangan ISIS di Asia Tenggara.
Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin memperingatkan bahwa ISIS bisa saja menggunakan kesempatan untuk memperbesar pengaruhnya di Asia Tenggara lewat krisis Rohingya.
Caranya dengan merekrut anggota militan baru dari warga Rohingya yang merasa terancam dan tak punya pilihan akibat konflik tersebut.
Baca: Tuai Kecaman Krisis Rohingya, Aung San Suu Kyi Batal Hadiri Sidang PBB
"Kita tidak bisa meninggalkan warga Rohingya itu berputus asa dan berkekurangan begitu saja," demikian kata Hishammuddin.
"Sebab jika mereka kemudian beralih ke ISIS, negara-negara di Asia Tenggara akan terkena imbasnya," lanjutnya.
Menurut laporan PBB, Selasa (12/9/2017), sudah ada sebanyak 370 ribu orang, lebih dari sepertiga jumlah populasi penduduk Rohingya di Myanmar, mengungsi di Bangladesh.
Baca: PM Bangladesh minta Myanmar ambil kembali warga Rohingya yang mengungsi
Dirjen Badan Penegakan Hukum Maritim Malaysia (MMEA) Zulkifli Abu Bakar mengatakan Malaysia siap menampung pengungsi di negaranya.
Zulkifli mengatakan polisi perbatasan Malaysia tidak akan lagi menolak muslim Rohingya yang mengungsi dari Myanmar dan akan memberikan penampungan sementara untuk mereka.
Malaysia sebenarnya sudah menjadi rumah bagi lebih dari 100 ribu pengungsi Rohingya.
Baca: Kemenko PMK Koordinasikan Bantuan untuk Pengungsi Rohingya
Namun, dalam beberapa waktu terakhir ini belum ada pengungsi baru yang terlihat di sekitar perbatasan Malaysia.
Menurut Zulkifli, dalam beberapa minggu atau bulan ke depan, Malaysia kemungkinan akan menerima kapal-kapal pengungsi Rohingya.
Hal itu mengingat konflik di Rakhine yang dinilai semakin memanas.
Pengungsi Rohingya yang diterima nantinya akan dirumahkan sementara di rumah-rumah detensi imigrasi, di mana warga asing tanpa dokumen perjalanan biasa ditahan.
Tak hanya Malaysia, Thailand juga menyatakan negaranya tengah bersiap untuk menerima aliran pengungsi dari Myanmar. (Telegraph)