Presiden Halimah Terpilih Tanpa Pemungutan Suara, Warga Singapura Berencana Unjuk Rasa
Warga Singapura merencanakan aksi protes atas ditetapkannya presiden baru tanpa pemungutan suara.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Warga Singapura merencanakan aksi protes atas ditetapkannya presiden baru tanpa pemungutan suara.
Halimah Yacob (63) menjadi satu-satunya kandidat Pemilihan Presiden Singapura 2017 yang menerima Sertifikat Kelayakan dari Departemen Pemilu Singapura, Senin (11/9/2017).
Ini artinya warga Singapura tak perlu lagi melakukan pemungutan suara pada akhir pekan mendatang, sebab hanya Halimah yang dinyatakan sah untuk maju ke kursi kepresidenan.
Baca: Lapor LHKPN 14 Tahun Silam, Ketua DPRD Banjarmasin yang Terjaring OTT Punya Harta Rp393 Juta
Mulai Rabu (13/9/2017), Halimah resmi menjadi Presiden Singapura dan menjabat hingga enam tahun ke depan, menjadikannya muslimah melayu pertama yang mengemban tugas tersebut.
Namun, hal tersebut ternyata dibayangi kritik dan kekecewaan warga, yang merasa pemilihan presiden kali ini tidak demokratis.
Sentimen negatif atas penetapan Halimah sebagai presiden baru Singapura kemudian berujung pada rencana unjuk rasa, Sabtu (16/9/2017) mendatang.
Baca: KPK Berikan Empat Menu Generik Saat Temui Pengurus PPP
Aktivis politik Gilbert Goh, yang menjadi penggerak unjuk rasa tersebut, mengatakan aksi akan dilakukan tanpa orasi (sit-in), untuk menghindari ungkapan-ungkapan berbau rasisme.
"Sudah saatnya bagi warga Singapura untuk melepaskan rasa frustrasi dengan datang bersama dan bersatu dalam satu suara," demikian ajakan Gilbert melalui Facebook.
Aksi protes akan dilakukan di Taman Hong Lim, Singapura, dan sudah ada ratusan orang yang berencana untuk berpartisipasi dalam aksi itu.
Baca: Presiden Jokowi: Prestasi KPK Memang di OTT
Inisiatif unjuk rasa ini menyusul ramainya media sosial oleh berbagai kritik dari warganet Singapura atas penetapan Halimah sebagai presiden tanpa pemungutan suara.
Kritik keras terutama datang dari warganet yang memang bukan pendukung Halimah di Pemilihan Presiden Singapura 2017.
Bahkan, media sosial diramaikan oleh tagar topik #NotMyPresident (Bukan Presiden Saya).
Tagar topik itu sempat menjadi tren saat Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS.
Halimah menjadi kandidat tunggal yang sah untuk menjabat posisi Presiden Singapura, usai empat rivalnya tereliminasi dan didiskualifikasi karena tak memenuhi persyaratan.
Setelah ditetapkan secara resmi menjadi presiden, Halimah dilantik di Istana Negara, Kamis (14/9/2017).