Muslim Uighur Mengaku Dilarang Polisi Tiongkok untuk Simpan Alquran
Muslim Uighur di Tiongkok mengklaim bahwa polisi setempat telah melarang mereka untuk menyimpan Alquran.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, XINJIANG - Muslim Uighur di Tiongkok mengklaim bahwa polisi setempat telah melarang mereka untuk menyimpan Alquran.
Dikatakan otoritas Tiongkok memerintahkan agar muslim setempat menyerahkan Alquran, sajadah, dan perlengkapan beribadah lain mereka. Jika tidak, mereka akan menerima hukuman.
Peringatan itu diklaim telah ditujukan pada muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, Tiongkok.
"Kami mendapat peringatan yang mengatakan bahwa tiap warga etnis Uighur harus menyerahkan benda-benda berbau Islam di rumah," tutur juru bicara Kongres Uighur Sedunia, Dilxat Raxit.
"Termasuk Alquran, sajadah, dan apapun yang menjadi simbol keagamaan," lanjutnya.
Menurut Raxit, peringatan itu diperoleh dari kabar yang beredar di aplikasi pesan berbalas WeChat, yang juga didapat oleh warga muslim Kazakhstan dan Kirgizstan.
Disebutkan bahwa larangan dari kepolisian Tiongkok itu merupakan bagian dari kampanye untuk mencegah segala bentuk publikasi, aktivitas, dan ajaran ilegal berbau ekstremis yang dapat digunakan untuk melakukan aksi teror.
Pemerintah Tiongkok kerap dikritik atas perlakuannya terhadap muslim Uighur di Xinjiang.
Situasi panas antara warga Uighur dan Tiongkok Han sudah ada sejak 2009, yang telah membuat ratusan orang tewas dalam konflik kekerasan antara kelompok separatis dengan pemerintah.
Beijing menyalahkan situasi tersebut terhadap kelompok separatis, meski dikatakan konflik kekerasan tersebut merupakan respons terhadap tekanan dari kebijakan-kebijakan Tiongkok. (Radio Free Asia/Independent)