Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Membuka Memori Indonesia di Rusia

Dialog yang berjalan hangat tersebut, berlangsung di sebuah ruangan sederhana yang menjadi Pusat Nusantara

Penulis: Rachmat Hidayat
zoom-in Membuka Memori Indonesia di Rusia
TRIBUNNEWS.COM/RACHMAT HIDAYAT
Taufiq Maulana mahasiswa asal Indonesia yang mendapat beasiswa dari pemerintah Rusia. 

TRIBUNNES.COM, ST PETERSBURG- Adalah M Jismin, satu dari 58 anak asal Kalimantan Timur yang beruntung bisa menuntut ilmu sampai ke Rusia.

"Kami mendapat beasiswa, belajar mengenai per-kereataapian. Kerjasama antara Pemprov Kaltim dengan Russian Railway (perusahaan Kereta Api) Pemerintah Rusia," ujarnya saat ditemui usai melaksanakan salat berjamaah di Blue Mosque atau Mesjid Soekarno di St Petersburg.

Jismin mengaku tempat tinggalnya dekat dengan Blue Moesque dan baru tiga bulan menuntut ilmu di negara beruang merah ini.

"Kami hanya sepuluh menit jalan kaki ke sini (Blue Mosque). Cukup dekat," lanjutnya.

Jismin bersama teman-temannya yang lain menuntut ilmu hingga beberapa tahun ke depan. Setelah lulus, ia dipersiapkan untuk menjadi ahli perkeretaapian.

Rencananya pemerintah Rusia akan berinvestasi di Kalimantan Timur, membangun transportasi Kereta api.

Salah satu mahasiswa asal Indonesia berprestasi adalah Taufiq Maulana. Lulusan SI IPB Bogor ini juga beruntung, mendapat beasiwa untuk program studi S2 di Universitas MPGU Moscow, mengambil jurusan Biologi.

Berita Rekomendasi

Sejak beberapa tahun tinggal di St Petersburg dan menemukan tambatan hatinya. Taufiq menikah dengan Natalia Valentinovna yang kini bernama Aisiah.

"Alhamdulillah kami sudah dikarunia satu anak. Saya akan membawa istri, pulang ke Jakarta," ungkap Taufik.

Baginya, Rusia adalah negara yang sangat bersahabat dengan Indonesia, yang sudah terjalin begitu lama.

"Tinggal di Rusia seperti membuka memori lama. Mereka (warga Rusia) sangat antusias dengan Indonesia. Berkat Soekarno, hubungan Rusia dan Indonesia berjalan sangat baik," ungkap Taufik.

Menurutnya, stigma negara Rusia sebagai negara komunis sudah tidak lagi. Simbol-simbol komunisme juga sudah tidak terlihat, redup.

Wakil Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Lasro Simbolon menjelaskan banyak mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu ke negara ini, termasuk di Kota St Petersburg, kota kedua terbesar setelah Moscow. Mereka yang belajar ke St Petersburg mengambil berbagai disiplin ilmu.

Sementara itu, di sela-sela kegiatan sidang Inter Parliamentary Union (IPU) ke-137, Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyempatkan diri berdialog dengan sejumlah mahasiswa Rusia yang mempelajari sejarah dan budaya Indonesia, di Pusat Nusantara Universitas Negeri Saint Peterseburg, yang dipimpin oleh Prof.Alexander Ogloblin.

Ada belasan mahasiswa S1 yang belajar bahasa dan budaya Indonesia.

Dalam pertemuan itu Fadli Zon disuguhkan sejumlah pertanyaan menarik dari para mahasiswa Rusia seputar hubungan antar umat beragama di Indonesia.

Dalam bahasa Indonesia, Wakil Ketua DPR Fadli Zon pada pertemuan itu memaparkan keberagaman, kebhinekaan, baik suku, agama, maupun budaya, sudah menjadi bagian dari Indonesia.

Yang tidak terpisahkan. Dengan tingkat dijelaskan Fadli, keragaman yang tinggi, potensi adanya gesekan sosial tidak ada lagi. "Secara umum dapat dikatakan masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan secara rukun dan saling menghormati," ungkapnya.

Dialog yang berjalan hangat tersebut, berlangsung di sebuah ruangan sederhana yang menjadi Pusat Nusantara di lantai 3 Universitas Negeri St. Petersburg. Pusat Nusantara sudah berdiri sejak tahun 1955.

Sejak itu, Pusat Nusantara yang dipimpin Prof.Alexander Ogloblin telah banyak menghasilkan lulusan yang bekerja di berbagai bidang termasuk sejumlah diplomat Rusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas