Panglima Militer Filipina: Kami Ingin Tangkap Hapilon dan Maute Hidup-hidup Tapi Mereka Melawan
Kepala Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo Año mengatakan militer ingin menangkap Isnilon Hapilon dan Omar Maute hidup-hidup.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MARAWI - Kepala Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo Año mengatakan militer ingin menangkap Isnilon Hapilon dan Omar Maute hidup-hidup.
Tetapi yang terjadi kata Año, mereka menolak dan terus berjuang hingga akhirnya tewas tertembus peluru penembak jitu Filipina.
"Mereka yang berusaha melawan untuk pergi keluar ke jalan guna melarikan diri. Bahkan, ada empat kapal yang siap di danau," kata Año, dalam konferensi pers di Marawi Senin (16/10/2017) sore.
Baca: Terjun Bebas 24.000 Kaki, Pesawat AirAsia QZ535 Berhasil Mendarat Selamat
"Mereka sudah merencanakan itu untuk kembali lari bersama para sandera. Mereka benar-benar merencanakan untuk melarikan diri," katanya.
"Omar dan Hapilon berada di antara sembilan jenazah setelah pertempuran yang mulai pukul 2 dan berakhir pada pukul 6 pagi di Senin," tambah Año.
Operasi khusus ini juga berhasil menyelamatkan 22 sandera yang tersisa dari tangan kelompok militan yang sudah tergabung dalam ISIS.
Menurut Año, militer Filipina juga akan menghabisi milian bersenjata yang tersisa, sekitar 30 orang jika mereka tidak menyerah.
Baca: Takut Ajal Menghampiri, Penumpang Pesawat QZ535 Buru-buru Kirim Pesan Perpisahan Lewat Ponsel
"Tujuan kami adalah untuk mengakhiri pengepungan, dan memastikan bahwa mereka tidak dapat melarikan diri. Kita akan mengakhiri pengepungan kelompok-kelompok ISIS di sini," katanya.
Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengatakan Angkatan Bersenjata Filipina akan memastikan untuk mengakhiri pengaruh ISIS di Marawi.
Pemerintah juga akan memastikan bahwa ideologi itu telah diberantas dari akarnya.
"Kami telah berbicara dengan para imam dan mereka setuju untuk bekerja sama sehingga kami dapat melawan ideologi asing ini. Kita akan mulai di madrasah dan bersama masyarakat," katanya.
Año mengatakan pembunuhan kedua pemimpin ini juga mendorong semangat para prajurit.
"Saya telah mengunjungi mereka dan mereka lega dan gembira. Mereka sangat bahagia untuk prestasi tersebut," ucapnya.
Kematian Hapilon membawa angin segar untuk mengakhiri pengepungan empat bulan di Marawi--pertempuran yang telah memakan korban jiwa lebih dari 1.000 orang. (Inquirer/AFP/AP)