Kasus Korupsi Seret Nama Putri Kerajaan Arab Saudi Ini, Pernah Gelar Resepsi Mewah
Kasus korupsi yang diselidiki komisi antikorupsi Arab Saudi kabarnya juga menyeret putri kerajaan.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Kasus korupsi yang diselidiki komisi antikorupsi Arab Saudi kabarnya juga menyeret putri kerajaan.
Otoritas Arab Saudi dikatakan telah menangkap Putri Reem, anak perempuan dari Pangeran Al-Waleed bin Talal, seorang miliarder yang sebelumnya ditahan terkait kasus yang sama.
Menurut seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, Putri Reem ditangkap Kamis (9/11/2017).
Namun, belum ada pernyataan resmi dari otoritas Arab Saudi.
Baca: Suasana Haru Seorang Wanita Bertemu Pria Penerima Donor Wajah Mendiang Suaminya
Jika informasi itu benar, maka Putri Reem akan menjadi perempuan pertama dari kerajaan yang ditangkap dalam upaya "sapu bersih" koruptor terbesar sepanjang sejarah Arab Saudi.
Meski tuntutan penangkapan atas Putri Reem belum dipublikasikan, sebelumnya Pangeran Al-Waleed bin Talal ditangkap atas dugaan pencucian uang, suap, dan penyalahgunaan dana publik.
Putri Reem pernah menjadi pusat perhatian atas resepsi pernikahan mewahnya yang digelar di Hotel Four Seasons Riyadh.
Baca: Hiu dari Zaman Dinosaurus Ditemukan, Begini Penampakannya
Sebanyak 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan menteri ditangkap otoritas Arab Saudi, Sabtu (4/11/2017), atas dugaan korupsi.
Penangkapan dilakukan terkait penyelidikan kasus oleh komisi antikorupsi yang dikepalai Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman.
Jaksa Agung Arab Saudi, Saud Al-Mojeb, mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya sudah menangkap 208 orang sejak akhir pekan lalu.
Menurut hasil penyelidikan yang sudah dilakukan selama tiga tahun terakhir, Al-Mojeb menyebutkan negara sudah merugi hingga miliaran dolar akibat praktik korupsi.
Baca: Irak Habiskan Rp 1.350 Triliun Untuk Perang Anti-ISIS
"Kami mengestimasi bahwa setidaknya lebih dari 100 miliar dolar AS (Rp 1.350 triliun) telah disalahgunakan melalui korupsi, yang dilakukan secara sistematis dalam beberapa dekade terakhir ini," jelas Al-Moyeb.
Dari 208 orang tersebut, tujuh orang di antaranya sudah dibebaskan.
Kabarnya, tahanan elit tersebut ditahan di Hotel Ritz Carlton, Riyadh, Arab Saudi, sembari menunggu kelanjutan nasib mereka dalam penyelidikan kasus korupsi itu. (Press TV/Independent Nigeria)