Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelajar Wanita Berumur 15 Tahun Putuskan Bunuh Diri Setelah Habis Dibully Teman Sekolah

Seorang gadis berusia 15 tahun bunuh diri setelah foto intimnya dengan mantan pacar tersebar di media sosial dan ia menjadi korban bully

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pelajar Wanita Berumur 15 Tahun Putuskan Bunuh Diri Setelah Habis Dibully Teman Sekolah
Buzzfeed
Karina, gadis 15 tahun bunuh diri karena dibully 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang gadis berusia 15 tahun bunuh diri setelah foto intimnya dengan mantan pacar tersebar di media sosial dan ia menjadi korban bully oleh teman-temannya.

Taman sekelasnya kerap mengintimidasi penampilan rambutnya yang agak keriting.

Gadis bernama Karina Saifer Oliveira ini tampak seperti remaja pada umumnya.

Baca: Inilah Sosok M Jufri, Pengusaha Besi Tua yang Borong Barang Lelang di KPK

Orang tuanya tidak tahu bahwa dia akan bunuh diri.

Apalagi gadis asal Brasil ini pintar dan ingin belajar hukum.

Melansir dari Buzzfeed, orang tuanya mengatakan kontak terakhir dengan putrinya melalui pesan WhatsApp di sore hari tanggal 7 November, hari yang sama saat dia bunuh diri.

Berita Rekomendasi

"Saya bertanya di mana dia dan dia tidak menjawab setelah itu Kemudian saya sedikit khawatir, tapi saya pikir dia pergi keluar," kata sang ibu, Saifer.

Ketika ibunya pulang dari pabrik gula, tempat ia bekerja, dia menemukan mayat putrinya di teras belakang.

Karina yang merupakan murid tahun pertama di SMA, rupanya telah menjalani masa-masa sulit selama setahun.

Saat berusia 14 tahun, Karina berpacaran dengan pria berusia 17 tahun.

Ada gosip bahwa mantan keaksihnya itu telah menyebarkan foto-foto telanjangnya pada teman-temannya.

Polisi tengah menyelidiki apakah foto itu benar-benar ada atau tidak.

Ceritanya menyebar dengan cepat ke seluruh kota kecil tempat ia tinggal, Nova Andradina.

"Dua bulan yang lalu, dia berbicara dengan saya, mengatakan bahwa dia merasa seperti sampah karena hal itu terjadi padanya. Saya mengatakan bahwa itu bukan salahnya," kata ayah Karina, Aparecido Oliveira, (47).

"Saya hanya tahu hal itu terjadi setelah pria itu tidak lagi tinggal di kota kami."tambahnya.

Karina, yang memiliki ras campuran, juga kerap dilecehkan oleh murid-murid lain.

Mereka mengolok-olok penampilannya, terutama rambut keritingnya.

Karenanya, dia biasa meluruskannya.

"Dia tidak menyukai rambutnya karena orang terus mengkritiknya tentang hal itu. Itu rasisme," kata ayahnya yang bekerja sebagai satpam di sekolahnya.

Baru setelah dia meninggal, orang tuanya menyadari tindakan bullying itu sudah kelewat batas.

"Dia benar-benar disiksa di sekolah," kata ayahnya.

"Setelah dia meninggal, kami melihat pesan WhatsApp-nya dari murid-murid lain, pesan penuh kebencian, mereka mengejeknya karena rambutnya setengah keriting, dan karena dia menggunakan pelurus rambut. Mereka sudah mengirimnya pesan seperti itu lebih dari setahun. "

Memang diskriminasi rasial dan kasus bullying juga menjadi masalah besar di Brasil.

Kepala sekolah, Acácio Sampaio, mengatakan bahwa pihak sekolah sadar bahwa Karina tampak sedih dan "terlihat terasing," tapi tidak tahu bahwa dia diintimidasi.

"Dia pernah berbicara tentang intimidasi, Kami memanggil ayahnya. Kami berbicara karean ia tidak senang dengan rambutnya,Kami tidak mengidentifikasi siapa yang melakukan bullying, tapi kita sudah berbicara dengan semua siswa, "kata Sampaio.

Ayah Karina mengatakan bahwa dia telah merencanakan untuk pindah ke kota lain.

Ibunya, bagaimanapun, mengatakan bahwa putrinya tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas tentang apa yang sedang terjadi dalam hidupnya.

Dia tak mau bercerita tentang masalah yang ia hadapi di sekolah.

Setelah kematiannya, satu saudaranya menerima foto mayat remaja itu dalam grup WhatsApp.

Anehnya, foto itu diambil dari tempat kejadian bunuh diri.

"Satu-satunya yang masuk ke dalam [rumah] adalah penyidik dan polisi, saya terus bertanya pada diri sendiri siapa yang bisa membocorkan foto-foto itu. Tidak ada orang asing yang masuk ke sana," kata ibu Karina.

Keluarga mengajukan keluhan tentang gambar tersebut ke Kepolisian Nova Andradina, yang sedang menyelidiki kasus kematian remaja tersebut.

Namun komisioner polisi Luiz Quirino Antunes Gago menyangkal bahwa kebocoran foto tersebut dilakukan oleh polisi.

Kepala Sekolah Acácio mengatakan bahwa sekolah tersebut berusaha untuk berbicara dengan siswa tentang intimidasi dan duka setelah kematian Karina.

"Kami juga telah membicarakan foto kematiannya, untuk tidak membaginya, karena ini adalah kejahatan dan itu membuat keluarga tersebut semakin menderita,"ujarnya. (TribunWow.com/Ekarista Rahmawati P.)

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas