Mengenal Tradisi Ukai, Menangkap Ikan Pakai Bantuan Burung Kormoran di Jepang
Sejarah memancing burung kormoran dilakukan para pemancing di Perfektur Gifu Jepang sejak zaman kuno.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah tradisi menangkap ikan ayu di Sungai Nagato Gifu sudah ada sejak tahun 1500-an terutama saat kekuasaan Oda Nobunaga (kelahiran 23 Juni 1534) dan populer hingga kini bagi para turis dan kalangan domestik karena menggunakan bantuan burung kormoran (Phalacrocoracidae).
Sejarah memancing burung kormoran dilakukan para pemancing di Perfektur Gifu Jepang sejak zaman kuno, namun baru mulai populer setelah Raja Oda Nobunaga berkuasa di Jepang.
Para pemancing menggunakan perahu, lalu menggunakan beberapa burung kormoran yang diikat lehernya agar tak bisa kabur.
Burung tersebut dipakai untuk memancing (mengambil) ikan ayu yang berenang di Sungai Nagato.
Baca: Asap di Puncak Gunung Agung Semalam Nyaris Tak Teramati
Setelah burung mendapatkan ikan di mulutnya, langsung tali ditarik dan ikan diambil dari mulut burung tersebut oleh para pemancing atau nelayan.
Pada tahun 1564 Oda Nobunaga melihat dari bentengnya di Gifu sebuah pemandangan Ukai di Sungai Nagato, membuatnya sangat tertarik.
Dan dari sanalah dia mulai mempromosikan hal tersebut sebagai bagian tradisi festival rakyat setempat.
Banyak sekali kapal dan nelayan berpartisipasi melakukannya sambil mengumpulkan ikan sebagai bahan makanan sehari-hari rakyat setempat.
Ikan ditusuk seperti sate lalu dibakar berdiri sampai kering, lalu disantaplah dengan sedap karena ikan ayu memang enak dan berminyak membuatnya semakin nikmat disantap.
Mulai dari Gifu akhirnya hal serupa juga dilakukan dengan mempekerjakan Kormoran untuk menangkap ikan ayu di Sungai Mukawa di Kota Ozu, Perfektur Ehime, Jepang pada tahun 1957.
Seorang kormoran atau pejuang moral (cowpea) yang memancing nelayan kormoran.
Baca: Mengaku Suka Pakaian Dalam Wanita Ternyata Pria di Hotel Sembunyikan Perempuan di Bawah Kasur
Kostumnya memakai topi yang dilipat angin, pakaian memancing, dayung payudara, ikat pinggang.
Musim memancing umumnya dari akhir musim semi hingga awal musim gugur.
Ikan Ayu, yang terkejut dengan cahaya api unggun, gerakannya menjadi aktif, tertangkap oleh Kormoran.
Setiap kali pemancingan dilakukan memang di depan perahu di gantung api unggun untuk mengagetkan ikan lalu muncul dan mudah ditangkap Kormoran.
Ukai biasanya dilakukan di luar bulan purnama dari pertengahan bulan Mei sampai pertengahan Oktober.
Alasan yang tidak dilakukan pada hari bulan purnama adalah mencegah agar ayu berkumpul di api unggun karena tertipu oleh cahaya bulan (api unggun disangka bulan purnama).
Baca: Satiman Terkubur Diduga Hendak Mengambil Perhiasan di Dalam Rumah
Sedangkan di bulan purnama biasanya dibiarkan agar memberi kesempatan bertelur mengembangbiakkan dirinya lebih banyak lagi.
Penangkapan kormoran dilakukan dua kali setahun pada musim semi dan musim gugur.
Tradisi Ukai juga dilakukan di Sungai Fuefukigawa mengalir melalui Perfektur Yamanashi.
Demikian pula ada yang dilakukan di Perfektur Wakayama, Shimane dan sebagainya.
Tetapi yang paling populer adalah tradisi Ukai di Perfektur Gifu.
Baca: Gunung Agung Enam Kali Alami Tremor Melebihi Skala Ukuran, Apa Kata PVMBG?
Ukai adalah tradisi perikanan yang berlangsung biasanya dari tanggal 11 sampai 15 Oktober setiap tahun.
Ada pula upaya menangkap ikan hiu dnegan menggunakan Kormoran dan ikan hiu yang tertangkap biasanya dipersembahkan ke Kuil Meiji dan Kuil Ise Jingu yang paling terkenal di Jepang.