PM Israel: Semakin Cepat Palestina Terima Kenyataan, Semakin Cepat Kita Damai
"Ini mengapa menurut saya pernyataan Presiden Trump itu sangat bersejarah dan penting untuk perdamaian," lanjutnya.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta rakyat Palestina untuk segera menerima pernyataan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Presiden AS Donald Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Baca: Ada Mimbar Baru di Balai Kota DKI, Sandiaga : Namanya Juga Millennial Style
Empat hari setelah itu, Netanyahu melakukan kunjungan ke Paris, Prancis, Minggu (10/12/2017), untuk bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Trump.
Namun, Netanyahu menegaskan bahwa pernyataan Trump tersebut hanyalah pengakuan terhadap kenyataan di lapangan, yang seharusnya diterima oleh Palestina.
"Semakin cepat Palestina menerima kenyataan ini, semakin cepat kita bergerak menuju perdamaian," ucap Netanyahu dalam sebuah konferensi pers.
"Ini mengapa menurut saya pernyataan Presiden Trump itu sangat bersejarah dan penting untuk perdamaian," lanjutnya.
Baca: Presiden Jokowi Heran Masih Ada Pejabat Dipenjara karena Korupsi
Netanyahu mengatakan, dirinya sudah mengupayakan keras untuk perdamaian, bahkan beberapa kali mencoba untuk menghubungi Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Melalui pengakuannya, Trump menilai dirinya hanya menepati apa yang sudah dijanjikannya semasa kampanye pencalonan presiden pada 2016.
Trump menyebut, pengakuan tersebut menjadi penanda atas dimulainya pendekatan baru terhadap konflik Israel-Palestina.
Selain itu, Trump juga menegaskan bahwa dengan pengakuan itu, dirinya tidak bermaksud untuk menentukan bahwa seluruh wilayah Yerusalem itu secara resmi akan menjadi wilayah Israel.
"Kami tidak bermaksud untuk menjadi penentu status wilayah tersebut dan hal-hal lain terkait itu, termasuk soal batas wilayah spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem," jelasnya. (Aljazeera/The Sun)