Setelah 53 Tahun, Pertama Kali Kereta Api Shinkansen Jepang Alami Kerusakan
Kerusakan besi di bawah gerbong ke-4 dari depan itu sangat berbahaya sekali, sangat serius sekali.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pertama kali dalam sejarah 53 tahun kereta peluru Shinkansen terjadi kerusakan besi penyanggah di bawah gerbong ke-4 dari depan kereta api tersebut diungkapkan kementerian transportasi Jepang Rabu ini (13/12/2017).
"Kerusakan besi di bawah gerbong ke-4 dari depan itu sangat berbahaya sekali, sangat serius sekali. Olehkarena itu kami akan melakukan penyelidikan mendalam hal ini kepada Japan Railways terutama bagian pemeliharaan Shinkansen segera," ungkap seorang petugas penyelidik dari kementerian transportasi Jepang Rabu ini (13/12/2017).
Kereta api peluru Shinkansen Nozomi No. 3 yang berangkat dari Tokyo menuju hakata Fukuoka tanggal 11 Desember lalu terpaksa stop di stasiun Nagoya karena pengendaranya merasa ada keanehan pada jalan kereta Shinkansen tersebut.
Penumpang yang berjumlah sekitar 1000 orang terpaksa berganti Shinkansen dari Nagoya menuju Hakata.
"Mengerikan sekali ini kalau sampai kecelakaan. Mohon pihak JR bisa melakukan pemeriksaan lebih detil lagi mengenai hal ini karena ini menyangkut keamanan dan jiwa para penumpangnya," papar Suzuki salah seorang penumpang kepada Tribunnews.com Rabu ini (13/12/2017).
Pada bagian bawah gerbong kereta api itu ada kerangka besi beton penyanggah gerbong yang terdiri dari kerangka, pegas dan roda kereta api.
Di bagian dekat pegas bagian luar ternyata ditemukan keretakan besi sepanjang kira-kira 10 cm.
Apabila besi kerangka sampai akhirnya patah, apalagi dalam kecepatan sekitar 300 km per jam, dapat dibayangkan kecelakaan besar dan kematian banyak orang akan menghajar Jepang akibat Shinkansen ke luar dari jalurnya.
Kereta api tersebut smepat jalan 3 jam antara Tokyo dan Nagoya, padahal keretapan cukup besar sudah mencapai 10 cm pada besi kerangka utama penyanggah gerbong tersebut, "Benar-benar keadaan serius Senin lalu sebenarnya," ungkap sumber Tribunnews.com.
Dengan kejadian ini semua kereta api Shinkansen diperkirakan akan diperiksa ulang sampai detil semua kerangka utama bagian bawah untuk melihat ada tidaknya keretapan besi tersebut di tempat lain.