Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemasangan Rudal Jarak Jauh Pada Pesawat Tempur F-15 Jepang Hanya Untuk Bela Diri

Penggunaan rudal jarak jauh pada pesawat tempur F-15 Jepang hanya untuk maksud bela diri saja.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pemasangan Rudal Jarak Jauh Pada Pesawat Tempur F-15 Jepang Hanya Untuk Bela Diri
Richard Susilo
Natsuo Yamaguchi (65) Ketua Partai Politik Komei (Komeito) dan anggta majelis tinggi parlemen Jepang memperlihatkan foto saat bertemu Presiden Jokowi di Tokyo. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ketua Partai Koalisi pemerintah Jepang Komei (Komeito), Natsuo Yamaguchi (65) menekankan bahwa pemasangan rudal jelajah jarak jauh pada pesawat tempur Jepang F-15 hanyalah untuk bela diri saja tidak untuk serangan apa pun.

"Penggunaan rudal jarak jauh pada pesawat tempur F-15 Jepang hanya untuk maksud bela diri saja. Terhadap pihak luar termasuk China dari pihak Jepang memang menjelaskan dengan baik agar tercipta saling pengertian satu sama lain. Tentu saja mereka tidak akan mengiyakan atau menentang. Namun dengan penjelasan tentu diharapkan dapat pengertian dari mereka," papar Natsuo Yamaguchi (65) Ketua Partai Politik Komei (Komeito) dan anggta majelis tinggi parlemen Jepang khusus kepada Tribunnews.com Rabu ini (14/12/2017).

Yamaguchi yang dulu juga pernah menjadi Wakil menteri Pertahanan Jepang juga memahami sekali bidang kemiliteran Jepang, termasuk rencana penggunaan rudal pada pesawat tempur F-35 hasil rakitan bersama beberapa negara sehingga tidak menjadi masalah apabila dipasangkan rudal jelajah jauh Norwegia di pesawat tersebut, tambahnya.

"Terhadap China kita punya hot line dan saya juga baru saja kembali dari China bertemu pemimpin utama China di sana. Tetapi dengan Korea Utara (Korut) memang tak ada hot line, karena mereka pun juga lebih banyak perhatiannya ke Amerika Serikat ketimbang ke Jepang," ungkapnya lagi.

Terhadap Korut memang sangat dihrapkannya agar negara tirai besi itu mematuhi ketentuan masyarakat internasional, "Setidaknya hentikanlah peluncuran rudal mereka dan kembalikanlah warga Jepang yang diculik mereka karena keluarganya masih terus menantikan kembalinya anak-anak mereka yang diculik pihak Korut. Bahkan saking lama menunggu beberapa orangtuanya kini tidak sedikit yang akhirnya meninggal dunia karena lanjut usia," ungkap politisi yang tinggal di daerah Katsushikaku, daerah biasa dibandingkan polisi lain yang banyak tinggal di daerah luks seperti Setagaya, Meguro atau Denenchofu Tokyo.

Jepang sendiri menurutnya tetap ingin mempertahankan diri sebagai negara Heiwa (Damai) dan perubahan pasal 9 UUD Jepang hanya untuk perlindungan diri sendiri saja, bukan untuk aksi aktif apalagi penyerangan ke luar Jepang.

Berita Rekomendasi

"Perlindungan diri sendiri ini semakin perlu karena adanya ancaman negara tetangga Korut yang tidak mau mengikuti ketentuan masyarakat Internasional dengan peluncuran rudalnya berulang kali. Jadi Jepang ya harus mempertahankan diri dari serangan tersebut jangan sampai merugikan atau menjadikan korban terhadap rakyat Jepang nantinya. Namun pada hakekatnya Jepang adalah negara yang ingin sekali menjaga perdamaian dengan baik," ungkapnya lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas