Korea Utara Kirim Pejabat ke Korsel untuk Olimpiade Musim Dingin
Kim Yong-Nam adalah kepala parlemen di Korut dan akan menjadi pejabat tingkat tertinggi Korut yang mengunjungi Korsel dalam empat tahun terakhir.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG - Korea Utara akan mengirim pejabat tertingginya ke Korea Selatan di tengah menghangatnya hubungan antara dua Korea selama Olimpiade Musim Dingin.
Menurut Kementerian Unifikasi Korsel, Kim Yong Nam, kepala pemerintahan seremonial Korut, akan memimpin delegasi 22 atlet ke Korsel pada Jumat (9/2/2018).
Atlet kedua Korea akan berbaris di bawah satu bendera pada upacara pembukaan.
Keikutsertaan Korut dalam Olimpiade secara luas dilihat sebagai manuver diplomatik Pyongyang. Pasalnya, saat ini Korut tengah menghadapi tekanan internasional yang meningkat dan sanksi atas program nuklir dan misilnya.
Tim hoki es wanita Korut bersatu melakukan pertandingan pertamanya pada Minggu (4/2/2018), namun kalah dalam pertandingan persahabatan melawan Swedia dengan skor 1-3.
Baca: FOTO-FOTO Longsor di Jalur Puncak, Tertutup Total Sejak Pukul 09.00 WIB
Mereka akan mendapatkan kesempatan untuk mencetak gol saat menghadapi Swedia lagi pada pagelaran Olimpiade.
Laga pada Minggu kemarin adalah pertandingan latihan pertama dan satu-satunya bagi tim Korea yang baru terbentuk.
Kim Yong-Nam adalah kepala parlemen di Korut dan akan menjadi pejabat tingkat tertinggi Korut yang mengunjungi Korsel dalam empat tahun terakhir.
Seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya dari Blue House Korsel mengatakan kepada BBC bahwa mereka percaya hal ini mencerminkan keinginan Korut untuk memperbaiki hubungan antar-Korea, dan menunjukkan ketulusan Korut.
Baca: Empat Lokasi di Jalur Puncak Longsor, Lalu Lintas Dialihkan via Jalur Sukabumi
Kementerian Unifikasi juga menyebut, Kim akan memimpin delegasi tiga pejabat lain dan 18 staf pendukung.
Tidak disebutkan apakah Kim akan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade pada Jumat di Pyeongchang, sebuah county di pegunungan timur Korea Selatan.
Jika Kim hadir, maka dirinya akan ditempatkan di sebelah Wakil Presiden AS Mike Pence. Padahal, hubungan kedua negara berada pada titik ketegangan tertinggi terkait dengan ambisi nuklir Korut.
Barratut Taqiyyah Rafie/Sumber : BBC
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.