Kalau ke Hokkaido Jepang Harus Lihat Goryokaku Selain Salju, Melon, Makanan Laut dan Bunga Lavender
Benteng Goryokaku dibangun untuk menjaga kantor Hakim Hakodate pada akhir masa Edo.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saat ini mulai memasuki musim semi di Tokyo, tapi tetap menarik wisata ke Hokkaido meskipun masih minus 10 derajat saat ini.
"Kalau ke Hokkaido datang ke kota Yubari ya," ungkap Walikota Yubari Naomichi Suzuki kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu.
Apa yang menarik dari kota Yubari ini?
Harga melon Nya bisa mencapai Rp 195 juta per buah. Tribunnews.com pernah mencicipinya memang luar biasa enak baik rasa, keharuman, kekenyalan daging buahnya, dan kelebihan lain yang memang pantas berharga mahal seperti itu.
Kota lain yang menarik adalah Hakodatw khususnya benteng Goryokaku.
Mengapa? Karena benteng ini secara nasional Jepang diakui Pemerintah pusat sebagai satu-satunya tempat (situs) bersejarah di Hokkaido.
Benteng Goryokaku dibangun untuk menjaga kantor Hakim Hakodate pada akhir masa Edo.
Pelabuhan Hakodate dibuka untuk perdagangan internasional terutama dilakukan Takeda Ayasaburo seorang sarjana studi Belanda dan dosen sekolah berbagai seni, sebagai subordinasi kantor hakim pada benteng ini setelah kota-kota yang diperkaya Eropa abad pertengahan.
Dengan lima bentengnya yang secara pentagonal, benteng tersebut dikenal sebagai Goryakoku.
Di dalam benteng tersebut dibangun kantor hakim dengan gaya Jepang tradisional serta 20 bangunan dan bangunan lainnya sesuai dengan bentuknya itu.
Pembangunan dimulai pada tahun 1857 dan selesai pada tahun 1864 ketika fungsi hakim dipindahkan ke sini untuk dijadikan pusat administrasi wilayah Ezo.
Setelah restorasi Meiji terus digunakan sebagai kantor administrasi oleh pemerintah Meiji yang baru.
Pada tahun 1868 Goryokaku diduduki oleh pasukan tentara yang dipimpin oleh Enomoto Takeaki yang setia kepada rezim shogun tua.