Wakil PM Jepang Tegur Keras Asahi Shimbun
Kasus Moritomo Gakuen sejak Februari 2017 sampai kini masih terus dipersoalkan padahal terbukti jelas tak ada kaitan sama sekali dengan PM Jepang.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso (76) menegur keras Asahi Shimbun yang selama ini gencar mempermasalahkan Moritomo Gakuen mengaitkan dengan kesalahan kementerian keuangan Jepang dan Isteri PM Jepang.
"Kami masih terus melakukan penyelidikan mengenai penulisan kembali laporan pejabat kementerian keuangan Jepang. Jadi itu reporter Asahi Shimbun jangan bilang kita tidak lakukan penyelidikan ya," tekan Aso baru-baru ini dengan muka serius menujukan teguran khususnya ke Asahi Shimbun.
Kasus Moritomo Gakuen sejak Februari 2017 sampai kini masih terus dipersoalkan padahal terbukti jelas tak ada kaitan sama sekali dengan PM Jepang.
Bahkan sampai pejabat pembuat laporan yang mengundurkan diri dari biro treasury kantor kementerian keuangan Kinki, tanggal 9 Maret lalu bunuh diri gara-gara kasus ini dan sore (9/3/2018) Direktur Keuangan Jepang Nobuyuki Sagawa ikut mengundurkan diri dari kementerian keuangan Jepang.
"Semua gara-gara Asahi Shimbun yang bertujuan politis untuk menjatuhkan PM Jepang saja sampai ada yang bunuh diri gara-gara kasus ini. Padahal PM Abe sudah terbukti tak ada kaitannya dalam penyelidikan selama ini. Lalu muncul lagi kasus penulisan kembali. Kotor sekali strategi politik yang dilakukan oposisi Jepang selama ini," papar sumber Tribunnews.com Senin ini (12/3/2018).
Kini Aso tampak disibukkan lagi dengan kasus Moritomo Gakuen yang menguak karena muncul dokumen penulisan kembali dokumen Moritomo Gakuen.
Sementara pekerjaan lain seperti anggaran Pemerintah, perpajakan konsumen (PPN) dan lainnya masih harus dikerjakan dan dipersiapkan Aso lebih lanjut termasuk anggaran untuk berbagai kementerian dan internasional.
"Sentimen kepada penguasa Pemerintah Jepang tampaknya sedang dibakar kembali lewat kasus Moritomo Gakuen yang sebenarnya sudah hampir selesai tapi dimunculkan kasus lainnya, dengan tujuan menggulingkan PM Abe. Itulah politik kotor oposisi saat ini," tekan sumber itu lagi lebih lanjut.
Sementara Asahi Shimbun sengaja tidak mengungkap kan dokumen penulisan kembali yang diperolehnya karena takut UU pidana melanggar kerahasiaan negara. Lalu dibocorkan lewat anggota oposisi Jepang, ungkap nya lagi.