Wakil PM Jepang Mengakui Adanya Penulisan Kembali dan Minta Maaf Atas Hal Tidak Baik Tersebut
Aso sendiri baru mengetahui segala hal mengenai penulisan kembali tersebut dan langsung melakukan penyelidikan
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Wakil PM Jepang Taro Aso (77) yang juga Menteri Keuangan Jepang mengakui adanya penulisan kembali laporan kementerian keuangan Jepang sehingga terjadi penyusutan laporan puluhan halaman akibat penulisan kembali laporan kementerian keuangan Kinki di Osaka tersebut.
"Memang hal itu terjadi dan sebenarnya tidak baik ya. Untuk itu kami memohon maaf sedalamnya atas kejadian tersebut dan berharap tidak terulang lagi di masa mendatang," papar Aso kemarin (12/3/2018).
Aso sendiri baru mengetahui segala hal mengenai penulisan kembali tersebut dan langsung melakukan penyelidikan besar-besaran mulai Minggu (11/3/2018) kemarin setelah penanggungjawab penulisan laporan bunuh diri dan Kepala Badan Perpajakan Jepang Nobuhisa Sagawa mengundurkan diri 9 Maret sore lalu.
Rabu (7/3/2018) penanggungjawab penulisan laporan Moritomo gakuen ditemukan bunuh diri dan dinyatakan resmi meninggal dunia Kamis (8/3/2018).
Kasus Moritomo Gakuen dimulai 9 Februari 2017 saat Asahi Shimbun melaporkan bahwa Moritomo Gakuen membeli tanah dari pemerintah dengan harga yang sangat murah. Asahi Shimbun mencurigai hal tersebut.
Tanggal 16 Maret 2017 Pemerintah menyangkal bahwa Abe memberikan sumbangan kepada operator sekolah tersebut.
Lalu tanggal 23 Maret 2017 Kepala Moritomo Gakuen, Yasunori Kagoike, mengatakan kepada Diet bahwa dia menerima sumbangan sebesar satu juta yen secara tunai dari Abe melalui Akie Abe, isteri PM Jepang.Pemerintah mengulangi penolakannya (membantah) bahwa ini terjadi.
Tanggal 24 Maret 2017 Aso mengatakan kepada wartawan bahwa penjualan tanah ke Moritomo dilakukan dengan prosedur dan penetapan harga yang tepat.
Kemudian tanggal 21 April Moritomo Gakuen mengajukan kebangkrutan.
Tanggal 31 Juli 2017 Kagoike dan istrinya, Junko, ditangkap karena dianggap melakukan kecurangan dan penipuan. Antara lain karena seenaknya sendiri memasang nama isteri PM Abe sebagai Ketua Kehormatan dan memuat fotonya juga dalam brosur sekolah tersebut.
Tanggal 2 Maret 2018 Asahi Shimbun kembali membuka perdebatan mengenai masalah ini, melaporkan bahwa Kementerian Keuangan mungkin telah mengubah dokumen yang terkait dengan penjualan tanah tersebut.
Terjadilah bunuh diri tanggal 7 Maret 2018 petugas yang bertanggungjawa melakukan pelaporan dan tanggal 9 Maret Kepala Badan Perpajakan Nasional, Sagawa, mengundurkan diri.