Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Stik Selfie, Drone, dan 23 Barang Ini Terlarang di ASEAN-Australia Summit

Untuk pencegahan, aparat keamanan sudah memasang setidaknya 30 papan bicara, di selasar ICC.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Stik Selfie, Drone, dan 23 Barang Ini Terlarang di ASEAN-Australia Summit
Tribunnews.com/ Thamsil Thahir dari Australia
International Convention Centre (ICC) kawasan Darling Harbour, CBD Sydney. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Thamsil Thahir dari Australia

TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY — Pengamanan super ketat diterapkan otoritas keamanan di lokasi konferensi tinggi ASEAN-Australia Special Summit 2018, International Convention Centre (ICC) kawasan Darling Harbour, CBD Sydney.

Untuk pencegahan, aparat keamanan sudah memasang setidaknya 30 papan bicara, di selasar ICC.

Papan bicara itu memuat setidaknya 24 jenis barang terlarang untuk dibawah masuk ke arena pertemuan level internasional ini.

Baca: Rusia Akan Segera Ambil Tindakan Balasan Terhadap Inggris

“Ini (pertemuan) satu tingkat dibawah APEC Summit tahun lalu(2017),” ujar Komandan Kementerian Polisi Negara bagian New South Wales, Troy Grant, Kamis (16/3/2018).

Lokasi konferensi tinggi ASEAN-Australia Special Summit 2018
Lokasi konferensi tinggi ASEAN-Australia Special Summit 2018, International Convention Centre (ICC) kawasan Darling Harbour, CBD Sydney.(Tribunnews.com/ Thamsil Thahir)

Di papan bergambar ikon merah menyala itu antara lain, melarang membawa stik selfie, kamera terbang tanpa awak (drone), kembang api, lilin, gelas kaca, dan paying ukuran 1 meter.

Berita Rekomendasi

Baca: Ketika Menteri Retno Ikut Latihan Gamelan dan Nyinden di KBRI Moskow

Pistol, senjata api, benda tajam seperti pisau lipat serbaguna, alkohol, selimut dan kain kasa, cool box, raintai atau kaling metal seukuran jari kelingking, rokok elektrik, rokok vafe, laser pointer, ballpoin laser hingga senter juga termasuk benda terlarang.

Polisi juga punya cara untuk mencegah aktivis LSM dan para jaringan politisi kiri di Australia.

Polisi secara khusus melarang dan akan menseleksi ukuran kertas yang dibawa masuk venue.

“Kertas yang boleh hanya ukuran A3, spidol besar dan cat semprot juga terlarang,” ujar seorang staf keamanan di dekat pagar metal temporary di sisi utara Sydney Hard Rock Cafe, yang hanya berjarak 50 meter dari gerbang ICC.

Lokasi konferensi tinggi ASEAN-Australia Special Summit 2018
Lokasi konferensi tinggi ASEAN-Australia Special Summit 2018, International Convention Centre (ICC) kawasan Darling Harbour, CBD Sydney.(Tribunnews.com/ Thamsil Thahir)

Tas orang-orang yang melintas di radius 300 meter ICC juga tak luput dari mata para aparat yang sudah disebar sejak Rabu (15/3/2018) siang, atau 2 hari sebelum pembukaan resmi, Jumat (17/3/2018).

Untuk ukuran tas. aparat keamanan membuat standing box khusus.

Tas atau koper (suite compact case) yang diperbolehkan masuk arena konferensi laiknya koper cabin di pesawat.

Detail ukuran koper pun dicantumkan demgan hurup yamg sudah terbaca dari jarak 10 meter.

Hanya Koper ukuran 56 cm x 36 cm dengan dimensi tebal 23 cm yang diloloskan.

Inilah ukuran koper standar IATA, organisasi penerbangan sipil dunia.

Bulan hanya pertemuan dan pembicaraannya yang istimewa dan tingkat tinggi, level keamanan yang diterapkan juga super tinggi.

Selain 250 polisi dan staf lokal disiagakan di radius 2 km ICC, pemerintah Australia juga melibatkan
polisi negara bagian, New South Wales (NSW) dan unit polisi nasional anti terorisme.

“11 pemimpin tinggi negara, 30 menteri, 500 CEO dan kami membahas cara menanggulangi teroris, masak kami tak mempraktilkannya di sini,” kata seorang bintara polisi kepada Tribun di depan Sofitel Darling Harbour Hotel, Kamis petang.

Semua orang yang akan melintasi pagar harus memiliki access card.

Pekerja booth, teknisi listrik dan IT, yang akan bekerja di venue acara harus didaftar 2 pekan sebelum event.

Saat Tribun akan masuk ke lokasi, metal detector yang dipasang di gerbang utama laiknya “air port x-ray scanner”.

“Ini sama saat kita melawati imigrasi Australia di bandara,” ujar Muhammad Natsir, kameraman TV asal Kuala Lumpur.

Menteri Luar Negeri Julie Bishop menagaskan, ketatnya pengamanan hanya sebagai langkah preventif untuk menjaga mutu hubungan diplomasi ASEAN dan Australia.

“(pemimpin dan CEO) ASEAN datang ke Australia untuk pertama kali, dlm sejarah diplomasi kawasan, apa yamg kami rancang sejak tahun lalu, tentu membuat kami percaya diri, semuanya akan aman dan lancar,” ujar Bishop sebagaimana silansir wartawan di ICC Sydney.

Pengamanan super ketat ini juga bulan tidak mendapat protes dari perwakilan publik.

Sejumlah warga melalui akun media sosial dan surat kabar non pemrintah menyuaran akan dibatasinya akses publik untuk melintasi kawasan CBD dan Darling Harbour, atau The Rock, teluk paling ramai di Kota Sydney.

Namun Assisten Komisioner Polisi NSW Michael Willng, juga mempersilahkan warga untuk sekadar melintas.

“Pagar yang kami pasang hanya sementara, akses yang kami buka terbatas, silahkan! kami hanya ingin memastikan para pemimpin negara ASEAN merasa nyaman dan aman,” ujarnya seperti dilansir radio ABC petang. (thamzil thahir)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas