Istrinya Jadi Korban Kasus Moritomo Gakuen, PM Jepang Shinzo Abe Malah Dicecar Oposisi
Akie Abe, istri Perdana Menteri Jepang terbukti hanya jadi korban kasus Moritomo Gakuen.
Editor: Dewi Agustina
aporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Akie Abe, istri Perdana Menteri Jepang terbukti hanya jadi korban kasus Moritomo Gakuen, dimanfaatkan foto wajah dan namanya tanpa seizin resmi yang bersangkutan oleh Moritomo Gakuen.
Bahkan bos Moritomo Gakuen, Yasunori Kagoike memfitnahnya di parlemen dan menyebut bahwa Akie menerima uang satu juta yen dari PM Jepang lewat Akie.
"Akie Abe dan PM Jepang jelas-jelas jadi korban penipuan Moritomo Gakuen, malah disalahi oposisi dan diobok-obok segala dokumen supaya Abe salah dan jatuh dari pemerintahannya. Sudah keterlaluan pihak oposisi menjelekkan PM Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (20/3/2018).
Upaya penyelidikan terhadap banyak dokumen Kementerian Keuangan Jepang yang banyak ditulis kembali (re-write) oleh pejabatnya juga mencuat jadi pembicaraan ramai di Jepang.
Baca: Zaini Mampu Hasilkan Uang Rp 18 Juta Meski di Balik Penjara
Bahkan Senin (19/3/2018) kemarin terungkap dokumen yang belum dihapus, bahwa penanggungjawab sampah di Moritomo Gakuen yaitu Kantor Dinas Penerbangan Osaka ternyata yang mengusulkan mengurangi harga tanah dengan mengkompensasikan dengan biaya pemindahan sampah yang dilaporkan Moritomi Gakuen ditanam 9 meter di bawah tanah, ternyata palsu.
Ide pengurangan biaya (diskon) 800 juta yen atas pembelian tanah tersebut juga dari Moritomo Gakuen, dan para pejabat pihak Kementerian Keuangan mengira Kagoike dekat dengan PM Jepang karena dia juga Kepala Nippon Kaigi di Osaka di mana Ketua Umum Nippon Kaigi adalah Shinzo Abe.
Karena menyangka Shinzo Abe, pejabat Kementerian Keuangan mau mengurangi biaya pembelian tanah kepada Noritomo Gakuen sekitar 800 juta yen dianggap sebagai biaya penyingkiran sampah yang ada di sana.
Baca: Andika dan Anniesa Pakai Uang Jemaah untuk Menginap di Hotel Mewah Inggris
Kasusnya Juni 2016 Moritomo Gakuen membeli tanah seluas 8.770 meter persegi itu seharusnya 959 juta yen per bulan Mei 2016, ternyata hanya dibayar 134 juta yen atau sekitar 10 persen dari harga pasar.
Sementara Pemda Toyonaka membeli tanah dengan luas 9.492 meter persegi di sampingnya dengan harga 1,423 miliar yen.
Sekitar 800 juta yen didiskon sebagai biaya pemindahan sampah dan menurut pengakuan Kagoike awal sampah akhirnya ditanam 9 meter yang ternyata bohong, permintaan kepada kontraktor sampah dari Kagoike agar melaporkan demikian.
Belakangan terbongkar puluhan halaman laporan Kementerian Keuangan di re-write oleh pejabat yang bersangkutan pembuat laporan tersebut dan 7 Maret lalu pejabat itu bunuh diri.
Jumat 9 Maret Kepala Badan Perpajakan Jepang mengundurkan diri merasa bersalah atas kasus bunuh diri stafnya tersebut.
Baca: Jokowi Gagal Selamatkan Muhammad Zaini dari Eksekusi Mati
Sejak saat itu kasus ini mendapat perhatian Wakil PM Jepang Taro Aso yang mengakui mengetahui hal re-write ini sejak Sabtu (10/3/2018) dan meminta semua hal diselidiki kembali terkait re-write dokumen tersebut.
"Apa alasannya dan mengapa dilakukan re-write, kita semua tentu ingin tahu dan saya juga ingin tahu. Jadi harus dibongkar sampai detil kasus ini," kata Shinjiro Koizumi, wakil Sekjen partai liberal (LDP) calon PM Jepang.
Semua hal itu dipastikan dilakukan para pejabat tinggi keuangan Jepang yang ketakutan sendiri karena sebelumnya membawa-bawa dan menuliskan nama Akie Abe di dalam laporannya terkait Moritomo Gakuen dan setelah re-write hilang semua nama Akie Abe.