Sebagian Besar Kota Douma Suriah Hancur Akibat Serangan Udara
SANA melaporkan bahwa empat orang tewas dan adanya kerusakan material, akibat dari penembakan tersebut
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SURIAH - Pasukan pro-pemerintah Suriah dan sekutu mereka, pada Jumat kemarin, melancarkan serangan udara dan darat yang ganas ke Douma, kota terakhir yang dikuasai pemberontak di Ghouta Timur.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu (8/4/2018), kantor berita pemerintah Suriah SANA mengatakan pengeboman besar yang menghancurkan 10 hari gencatan, merupakan tanggapan atas penembakan yang dilakukan oleh Jaish al-Islam, kelompok bersenjata yang mengendalikan Douma, di wilayah pemukiman Damaskus.
SANA melaporkan bahwa empat orang tewas dan adanya kerusakan material, akibat dari penembakan tersebut, namun Jaish al-Islam membantah tudingan tersebut.
"Douma telah mengalami serangan udara yang intens dan menyebabkan banyak kota hancur," kata Moayed al-Dayrani, seorang warga Douma sekaligus relawan medis, kepada Al-Jazeera.
Ia menambahkan, para dokter berjuang untuk bisa menjangkau semua korban.
"Kami saat ini berurusan dengan lebih dari seribu kasus warga yang mengalami masalah peenafasan, setelah bom klorin yang dijatuhkan di kota tersebut, jumlah korban tewas pun mungkin akan terus meningkat lebih jauh."
Douma Media Center, sebuah kelompok pro-oposisi, memasang gambar di media sosial yang menunjukkan warga sipil Suriah yang sedang dirawat oleh petugas medis, termasuk mayat, dan para korban sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak.
Petugas penyelamat juga mengunggah video warga yang menunjukkan gejala akibat dari serangan gas.
Beberapa diantaranya tampak menampakkan adanya busa berwarna putih di sekitar mulut dan hidung mereka.
Gejala dari serangan klorin itu termasuk batuk, dyspnea, iritasi secara intensif pada selaput lendir dan kesulitan bernafas.
Terbatasnya bantuan medis
Presiden Asosiasi Medis Amerika Suriah, Ahmad Tarakji mengatakan bahwa "hanya ada beberapa dokter dan staf medis yang masih berada di Douma untuk mengobati tingginya jumlah korban,".
Ia pun menyampaikan kepada Al Jazeeradari Fresno, di negara bagian California, Amerika Serikat.
Menurutnya, banyak keluarga di Douma saat ini sedang berlindung di ruang bawah tanah untuk melindungi diri mereka sendiri dari bom dan penembakan.
"Menggunakan senjata kimia seperti klorin atau produk sejenis, gas ini turun menyebar ke ruang bawah tanah dan orang-orang itu mulai mabuk lemas karena senjata kimia itu, dan itulah mengapa jumlah korbannya tinggi," tambahnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Suriah telah dituduh menggunakan senjata kimia sebagai alat untuk melawan oposisi bersenjata, tuduhan tersebut pun dibantah pemerintah Suriah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.