Serangan Kimia Dicurigai Menjadi 'Pembunuh' Warga Sipil di Douma Suriah
Serangan kimia yang diduga digunakan di wilayah Douma, telah menewaskan sedikitnya 70 orang dan memberikan efek pada ratusan orang.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SURIAH - Serangan kimia yang diduga digunakan di wilayah Douma, benteng pertahanan terakhir dekat ibu kota Suriah, Damaskus, telah menewaskan sedikitnya 70 orang dan memberikan efek pada ratusan orang.
Seperti yang disampaikan tim sukarelawan di wilayah tersebut kepada Al Jazeera.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu (8/4/2018), The White Helmets, sekelompok sukarelawan penyelamat yang beroperasi di daerah yang dikuasai oposisi di Suriah, mengatakan pada Sabtu kemarin, bahwa sebagian besar korban jiwa di wilayah itu merupakan wanita dan anak-anak.
"70 orang mati lemas dan ratusan masih merasa lemas tercekik," kata Raed al-Saleh, Kepala White Helmets kepada Al Jazeera.
Baca: Yaser Murtaja, Jurnalis Palestina yang Tewas Ditembak Tentara Israel Dikenal Ramah
Ia menambahkan bahwa jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat karena banyak orang yang berada dalam kondisi kritis saat ini.
Raed menuturkan, gas klorin serta gas yang belum teridentifikasi jenisnya namun memiliki efek lebih kuat, dijatuhkan di Douma.
"Para sukarelawan White Helmet itu mencoba untuk membantu orang-orang, namun yang bisa kami lakukan hanya mengevakuasi mereka ke daerah lain dengan berjalan kaki, karena sebagian besar kendaraan dan pusat medis tidak berfungsi.
Salah satu anggota White Helmets mengatakan, seluruh keluarga di daerah tersebut mati lemas saat mereka bersembunyi di ruang bawah tanah.
Baca: Van Melaju Kencang ke Arah Kerumunan Pengunjung Restoran di Kota Muenster Jerman, Tiga Orang Tewas
Mereka mencoba mencari perlindungan dari serangan udara dan bom barel.
Media pemerintah Suriah membantah tudingan bahwa pasukan pemerintah telah menggunakan senjata kimia.
Pasukan pemerintah dituduh menjatuhkan bahan kimia beracun di kubu pemberontak terakhir di Ghouta Timur.