Zuckerberg: Itu Kesalahan Saya, Saya Minta Maaf
Zuckerberg dihadapkan pada skandal kebocoran data yang menimpa 87 juta pengguna Facebook.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg menghadap parlemen Amerika Serikat (AS).
Zuckerberg dihadapkan pada skandal kebocoran data yang menimpa 87 juta pengguna Facebook.
Dalam pernyataannya yang dirilis oleh panel Kongres, Zuckerberg mengakui bahwa ia terlalu idealis dan gagal untuk memahami bagaimana platform - digunakan oleh dua miliar orang - dapat disalahgunakan dan dimanipulasi.
Pria berusia 33 tahun bersaksi di depan Senator pada Selasa (10/34/2018) dan anggota parlemen pada Rabu (11/4/2018) di tengah badai pembajakan data pada jutaan pengguna Facebook oleh perusahaan Analytica Cambridge Inggris, yang bekerja untuk kampanye Donald Trump.
Pada hari Senin, Zuckerberg tampil berbeda dari biasanya yang mengenakan T-shirt. Kali ini ia memakai setelan jas dan dasi ketika dia berkeliling di Capitol Hill dengan asistennya Andrea Besmehn untuk pertemuan pribadi dengan pembuat undang-undang.
"Tanggung jawab kami, dan itu adalah kesalahan besar. Itu adalah kesalahan saya, dan saya minta maaf, "Zuckerberg berkata dalam kesaksiannya tertulis yang dirilis oleh Komite perdagangan di parlemen AS.
"Saya mulai Facebook, saya menjalankan TI, dan saya bertanggung jawab untuk apa yang terjadi."
Dalam sambutannya yang tertulis, Zuckerberg mengatakan Facebook adalah perusahan idealis dan optimis."
Ia berkata, "kami fokus pada semua yang baik yang dapat menghubungkan semua orang."
Tetapi ia mengakui "jelas sekarang bahwa kita tidak cukup untuk mencegah hal-hal yang dapat merugikan."
Zuckerberg mengatakan ia telah meminta untuk lebih banyak investasi untuk sitem keamanan.
"Saya ingin semua orang jelas tentang apa yang menjadi prioritas kami yakni melindungi masyarakat kita yang lebih penting daripada memaksimalkan keuntungan kami. "
Sebelumnya diberitakan, Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, akhirnya meminta maaf atas skandal eksploitasi data jutaan pengguna mereka yang dilakukan oleh konsultan politik di London, Cambdridge Analytica.
Dalam wawancara dengan CNN, Zuckerberg mengatakan telah terjadi pelanggaran besar atas kepercayaan yang diberikan pengguna kepada Facebook.
"Kami meminta maaf atas apa yang terjadi. Kami punya tanggung jawab untuk melindungi data pengguna," kata Zuckerberg.
"Jika kami gagal (melindungi data pengguna), maka kami tak layak untuk melayani pengguna," imbuhnya.
Penelusuran yang dilakukan mingguan Inggris, The Observer, memperlihatkan Cambdridge Analytica memanen data tak kurang dari 50 juta pengguna Facebook secara ilegal, untuk membantu tim kampanye Donald Trump memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016.
Skandal ini kembali memunculkan perdebatan tentang upaya mempengaruhi hasil pemilu melalui kanal-kanal media sosial.
Zuckerberg berjanji akan menghentikan upaya ini di masa mendatang.
Ia mengakui Facebook mestinya bisa berbuat lebih banyak untuk mencegah dugaan keterlibatan Rusia dalam mempengaruhi pemilihan presiden Amerika 2016.(AFP/Channel News Asia/BBC)