Korea Utara dan Korsel Mulai Bongkar Pengeras Suara Propaganda di Perbatasan
Korea Utara dan Selatan mulai membongkar pengeras suara di seluruh perbatasan mereka, pada Selasa (1/5/2018).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Korea Utara dan Selatan mulai membongkar pengeras suara di seluruh perbatasan mereka, pada Selasa (1/5/2018).
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pembongkaran pengeras suara yang selama ini dipakai untuk propaganda di perbatasan Korea, dilakukan guna memenuhi janji yang dibuat pada pertemuan bersejarah kedua pimpinan Korea.
Baca: Seorang Wanita Hidup dengan Hidung Buatan karena Idap Penyakit Langka
Ini merupakan langkah-langkah kecil, dan rekonsiliasi setelah menandatangani kesepakatan dalam deklarasi bersama di puncak pertemuan antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Kim Jong Un, Jumat pekan lalu.
"Aktivitas pada beberapa titik sepanjang perbatasan ditunjukkan dengan membongkar speaker di Korea Utara," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan.
"Korea Selatan juga mulai melakukan hal yang sama di dua tempat," katanya.
Selama beberapa dekade lalu, kedua belah pihak saling mengeluarkan aneka propaganda dari pengeras suara sebagai bentuk perang psikologis.
Siaran Campuran Berita, lagu-lagu pop Korea dan kritik terhadap rezim Korea Utara kerap disampaikan Korea Selatan di perbatasan. Sementara Korea Utara mengecam pemerintah Selatan dan memuji sistem Sosialis.
Sebagai tanda niat baik, Korea Selatan telah berhenti menyiarkan propaganda menjelang KTT, dan Korea Utara mengikutinya.
Lainnya, setelah KTT kedua pimpinan Korea, Korea Utara mengatakan akan mengubah zona waktu yang maju setengah jam untuk menyelaraskan dengan tetangga bagian selatan mulai tanggal 5 Mei mendatang.
Langkah-langkah bertahap terjadi di tengah-tengah spekulasi tentang Kim akan bertemu Presiden AS Donald Trump.
Trump mengatakan pertemuannya dengan Kim direncanakan akan berlangsung dalam tiga atau empat minggu kedepan.(Reuters/Channel News Asia)