200 Orang Ditangkap di Paris, Diduga Terlibat Kericuhan May Day
"Aktivis dari kelompok ekstremis mencoba menimbulkan kericuhan melawan pemerintahan yang berkuasa, sebagai simbol perlawanan terhadap kapitalis."
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
200 Orang Ditangkap Kepolisian Paris, Usai Terlibat Kericuhan May Day
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Polisi Perancis menangkap sekira 200 orang seusai mereka terlibat dalam aksi protes di Hari Buruh Internasional atau May Day di Paris, Perancis, Selasa (1/5/2018).
BBC melaporkan, 200 orang bertopeng itu memecahkan jendela toko, membakar mobil untuk menimbulkan kericuhan dalam peringatan hari buruh yang diprakarsai serikat buruh.
Baca: PPP: Bukan Hal Baru KSPI Dukung Prabowo
Pihak berwajib telah diperingati adanya kemungkinan kelompok anarki 'kiri' yang dikenal dengan Black Blocs, akan mencoba melakukan tindak kekerasan dalam aksi May Day.
Hal itu merujuk pada rumor di media sosial, untuk membuat hari tersebut sebagai hari revolusi.
"Aktivis dari kelompok ekstremis mencoba menimbulkan kericuhan melawan pemerintahan yang berkuasa, sebagai simbol perlawanan terhadap kapitalis," ujar polisi Paris, dalam keterangannya.
Ia menyebut bank, kantor real estate dan showroom mobil menjadi target potensial kelompok itu. Restoran cepat saji McDonald dekat stasiun kereta Austerlitz dijarah dan dibakar.
Beberapa kendaraan dan showroom mobil menjadi korban vandalisme.
Sekitar 1.200 orang bertopeng yang mengenakan hoodie, diperkirakan turut serta dalam aksi ricuh ini, kata kepolisian kepada BBC.
Dilansir dari BBC, sebanyak empat orang terluka dalam kericuhan itu, termasuk seorang petugas polisi.
Sementara itu, seperti dilansir dari The Independent, para demonstran melakukan aksi unjuk rasa menentang kebijakan reformasi ekonomi oleh Presiden Emmanuel Macron.
Bentrokan tersebut memaksa polisi menyemprotkan gas air mata dan air kepada demonstran.
Baca: Diminta Adakan Bus Listrik di Jakarta oleh Presiden, Sandiaga: Kita Langsung Order
Menanggapi aksi massa tersebut, Macron mengutuk kekerasan yang mencederai peringatan Hari Buruh.
"Semua akan dilakukan sehingga pelaku teridentifikasi dan bertanggung jawab atas perilaku mereka," kicaunya di Twitter, saat sedang berkunjung di Australia. (BBC/The Independent/Time)