Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ditengah Penderitaan Pengungsi Rohingya, Ribuan Paket Makanan Didistribusikan

Paket makanan yang diberikan berupa kebutuhan pokok seperti beras 25 Kg, susu, mie kering, gula, kacang-kacangan, bawang dan cabai

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ditengah Penderitaan Pengungsi Rohingya, Ribuan Paket  Makanan Didistribusikan
dok PKPU Human Initiative
Pengungsi Rohingya buka puasa bersama 

TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR  - Lembaga kemanusiaan PKPU Human Initiative sebagai bagian dari Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) sepanjang bulan Ramadhan ini telah mendistribusikan bantuan berupa 1668 paket makanan kepada lebih dari 8.000 penerima manfaat khususnya para pengungsi Rohingya yang masih tersisa di Myanmar.

Paket makanan yang diberikan berupa kebutuhan pokok seperti beras 25 Kg, susu, mie kering, gula, kacang-kacangan, bawang, cabai dengan jumlah total barang yang diberikan dalam satu paket sebanyak 9 buah. Diharapkan paket ini bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka sepanjang bulan Ramadhan.

Selain paket makanan, PKPU Human Initiative juga mendistribusikan 1000 paket berbuka puasa dan 387 paket pakaian baru untuk keluarga muslim Rohingya yang saat ini masih tinggal camp-camp pengungsian di kota Sittwe dan Kyauktaw, Provinsi Rakhine Myanmar.

Sepanjang akhir tahun 2017 lalu, sekitar 700,000 muslim Rohingya yang tinggal di bagian utara Provinsi Rakhine harus mengungsi ke Bangladesh akibat operasi militer yang diluncurkan oleh pemerintah Myanmar.

Ratusan ribu pengungsi tersebut saat ini tinggal di camp-camp pengungsian di sepanjang perbatasan antara Bangladesh dan Myanmar.

Baca: Pengungsi Rohingya Diminta Bayar Rp 15 Juta Berlayar ke Malaysia, Tapi Sudah 11 Hari di Kota Dumai

Saat ini masih ada sekitar 800,000 orang Rohingya yang tinggal di dalam Myanmar, baik di desa-desa maupun di camp pengungsian. Kondisi mereka memprihatinkan di tengah-tengah kebijakan pembatasan bergerak dan diskriminasi yang diterapkan oleh pemerintah Myanmar.

Salah satu pengungsi, Zurah Hatu, ibu dengan 6 anak yang sudah tinggal selama 6 tahun di camp pengungsian mengungkapkan kondisi sulit yang dia alami akibat terbatasnya akses pekerjaan, makanan dan pendidikan.

BERITA REKOMENDASI

“Selama ini kami hanya berharap bantuan dari lembaga donor, karena selama di camp tidak ada yang bisa kami lakukan. Anak-anak kami bersekolah namun kami tidak tahu masa depan mereka akan bagaimana, kadang-kadang jika bantuan tidak ada, kami hanya makan seadanya” urainya.

Zurah tinggal di rumah panjang untuk pengungsi yang dihuni oleh 8 keluarga, dimana masing-masing keluarga hanya menempati ruangan seluas 9 m2 .

PBB menyatakan bahwa etnis Rohingya merupakan etnis yang paling menderita di seluruh dunia, dimana isu kewarganegaraan, HAM dan kebebasan untuk bergerak masih menjadi perhatian dunia Internasional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas