Selingkuh Tak Mau Diketahui, Pinjam Uang 27 Juta Yen Buat Selingkuh Dari 63 Teman
Banyak orang bingung saat itu buat apa uang banyak tersebut yang selalu habis dan tidak ketahuan ujungnya.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS Tokyo - Warga Jepang saat ini masih banyak yang tidak mengerti bahasa Jepang, apalagi pada tahun 1900. Tidak mengerti bahasa Jepang dimanfaatkan seorang pengarang puisi terkenal Jepang menuliskan buku hariannya agar tidak dimengerti isteri yang sangat dicintainya.
"Saya menuliskan ini dalam bahasa Inggris agar tidak diketahui isteri yang sangat saya cintai," tulis Tokuboku Ishikawa yang meninggal tanggal 13 April 1912 dalam usia 26 tahun.
Selama kehidupannya 26 tahun, Ishikawa kelahiran desa Hinoto Minami Iwategun perfektur Iwate 20 Februari 1886, berhasil menjadi pengarang puisi yang terkenal di jaman tersebut sehingga banyak sekali temannya.
Namun dengan keberhasilannya, Ishikawa malahan meminjam uang kepada 63 temannya, bahkan sambil menundukkan kepala memohon snagat pinjam uang dan akhirnya jumlah terkumpul (nilai saat ini) sebesar 27 juta yen.
Banyak orang bingung saat itu buat apa uang banyak tersebut yang selalu habis dan tidak ketahuan ujungnya.
Setelah Ishikawa meninggal dan buku hariannya ditemukan dalam bahasa Inggris, tertulislah semua pengakuannya.
"Saya pinjam uang untuk menyeleweng dengan sedikitnya 10 wanita dan uang saya berikan kepada mereka antara lain Mitsu, Masa, Kiyo, Tsuyu, Hana, Aki dan sebagainya saya lupa deh," tulisnya.
Ishikawa mengenal Setsuko Horiai tahun 1899 dan menikahinya Mei 1905 saat Ishikawa berusia 19 tahun.
"Saya sangat mencintai istri saya. Karena mencintaimu aku tidak mau kamu membaca buku harian ini. Itulah sebabnya saya tulis dalam bahasa Inggris," tulisnya.
Kehidupannya mulai berhasil sebagai seorang penyair pemula pada tahun 1904 saat usianya 18 tahun.
Lalu kehidupannya sempat menanjak baik, bahkan mendapat gaji sekitar (dalam nilai saat ini) sekitar 500.000 yen sebulan, ketiga berhasil membantu suratkabar Otaru Hokkaido mengisi tulisan di koran tersebut setelah Mei 1907 pindah ke Hakkodate Hokkaido lalu 1908 mulai membantu koran Otaru Hokkaido.
Desember 1906 puterinya yang sulung bernama Kyoko lahir.
Saat berusia 25 tahun (1911) Ishikawa dirawat di rumah sakit untuk peritonitis kronis, secara bertahap tubuhnya terus melemah.
Kemudian saat berusia 26 tahun (1912) tanggal 13 April, karena tuberculosis paru-paru Ishikawa meninggal dunia.
Tak lama kemudian bulan Juni, puterinya yang kedua lahir beserta bukunya yang terbaru berjudul "Boneka Sedih."