Bacakan Berita Kebijakan Imigrasi Trump, Pembawa Berita tak Kuasa Menahan Tangisnya di Tengah Live
Setelah mencoba melewati beberapa kalimat pertama, ia menahan tangis dan memutuskan untuk menyudahi progam yang dipandunya tersebut.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNNEWS.COM - Pembawa berita, Rachel Maddow, menangis ketika ia membaca berita dari Associated Press tentang bayi dan balita yang diambil dari orang tua mereka di perbatasan selatan dan dikirim ke penampungan 'usia muda'.
Kamp penampungan 'usia muda' itu terletak di Combes, Raymondville, dan Brownsville, di Texas Selatan.
Dilansir Tribunnews.com dari TIME pada Kamis (21/6/2018), acara 'The Rachel Maddow Show' ini langsung ditayangkan pada Selasa (19/6/2018), ketika Maddow membaca berita eksklusif Associated Press soal kebijakan 'toleransi nol' milik pemerintahan Donald Trump.
"Wow, ini sangat menakjubkan," kata Waddow yang tercekat, ia sempat berhenti sejenakl dan diam sebelum mencoba membacakan keputusan pemisahan migran anak.
"Pemerintahan Trump baru saja mengirim bayi dan anak-anak ke Texas Selatan," ia kemudian kembali terdiam dan terlihat emosional.
BACA: WNI Dideportasi Dari Melbourne Punya Bahan Pornografi Anak-Anak di HP
Ia kemudian mencoba mengalihkannya dengan meminta produser menayangkan gambar, namun karena tidak ada, ia kembali mencoba membacanya lagi.
Setelah mencoba melewati beberapa kalimat pertama, ia menahan tangis dan memutuskan untuk menyudahi progam yang dipandunya tersebut.
"Saya minta maaf. Saya pikir saya harus menyerahkan ini," katanya.
Ia terkejut karena berita tersebut menjelaskan kebijakan imigrasi Trump yang memisahkan anak-anak migran gelap dari orang tuanya.
Maddow pun juga menyampaikan permohonan maafnya melalui akun Twitter pribadinya dengan memberikan tautan berita yang ia bacakan.
"Ugh, I'm sorry.
If nothing else, it is my job to actually be able to speak while I'm on TV.
What I was trying to do, when I suddenly couldn't say/do anything, was read this lede:" kicau Maddow di akun Twitter pribadinya, @maddow, Rabu (20/6/2018).
(Ugh, saya minta maaf.
Jika tidak ada yang lain, ini adalah pekerjaan saya yang seharusnya membuat saya mampu berbicara saat berada di dalam televisi.
Saya sudah mencoba ketika saya tiba-tiba tidak bisa berkata-kata atau melakukan apapun ketika membaca berita ini).
Sejak gedung putih mengumumkan kebijakan nol toleransi pada awal Mei, lebih dari 2,3 ribu anak telah diambil dari orangtua mereka di perbatasan Amerika Serikat - Meksiko.
Setelah dipisahkan dari orang tua mereka, anak-anak akan diserahkan ke Pusat Penampungan Pengungsi (ORR) milik Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.
Washington dilaporkan juga berencana untuk membangun pusat penampungan keempat di Houston yang membuat wali kotanya, Sylvester Turner angkat bicara.
"Saya tidak ingin ada fasilitas pemisah anak-anak dari orangtua di kota ini. Saya telah mengucapkannya dengan jelas," tegas Turner.
Dikabarkan, anak-anak yang berusia antara satu hingga 18 tahun ditempatkan di pusat penampungan.
VIRAL: Gadis Cantik, Penuh Bakat dan Bermimpi Jadi Dokter ini Meninggal Hanya 6 Jam Setelah Gejala Flu
Beberapa di antaranya bahkan tidur di atas tikar pada lantai beton yang dikelilingi pagar menyerupai kandang.
(Tribunnews.com/Natalia Bulan Retno Palupi)